assalamualaikum,wr.wb

Keluarlah darimenara gading. Rasakan penderitaan para pesakitan yang terdzalimi
hingga menghabiskan umur, uang dan kebahagiaannya. Antasari, salah
satunya ). Keburu bangkrut negeri ini kalau orang2 terbaik malah
dipenjarakan orang2 jahat.

Laman

Minggu, 04 Desember 2011

Akhirnya, tanpa kusadari, bulir-bulir air mata mulai membasahi wajahku. Aku sudah tidak ingat lagi, kapan terakhir aku menangis di atas sajadahku. Aku sering sekali merindukan hadirnya malam-malam seperti ini, malam dimana Engkau hadirkan cintaMu dalam relung hatiku. Ketika cinta itu begitu mengelora, dia berwujud menjadi tetesan-tetesan air mata, membentuk sungai kecil, mengalir perlahan sebelum akhirnya jatuh dan membasahi tempat aku bersujud padaMu. Namun entah mengapa cinta yang mengelora tadi cepat berlalu seakan dia tidak ingin menyatu dan menetap di hatiku.
Tuhan leraikanlah dunia
Yang mendiam di dalam hatiku
Kerana di situ tidak ku mampu
Mengumpul dua cinta
Hanya cinta-Mu
Ku harap tumbuh
Dibajai bangkai nafsu yang kubunuh
( diantara dua cinta, Raihan)
Di usiaku yang hampir empat puluh, mengapa cintaMu tak jua mau menetap di relung hatiku? Ataukah memang tidak mungkin mengumpulkan dua cinta dalam satu hati? Ketika aku masih berharap pujian dan aplausan tepuk tangan manusia, cinta-Mu pergi. Ketika aku berharap jabatan dan gengsi kedudukan di hadapan manusia, cinta-Mu segera meninggalkanku. Ketika aku menunda urusanKu padamu karena urusan duniaku yang tiada mengenal waktu, cinta-Mu tidak lagi mau menunggu. Ketika pandanganku terpesona dengan mahluk ciptaanMu padahal kutahu pandangan itu tidak sah bagiku, cinta-Mu meninggalkanku terburu-buru. Ketika tanganku masih terasa agak berat melepaskan lembaran-lembaran merah untuk berinfaq dijalanMu, padahal kutahu bahwa lembaran-lembaran itu juga pemberianMu, cinta-Mu segera berpaling dariku.
Laa ilaaha illa anta subhaanka inni kuntu minaz zaalimeen
Bahwa tidak ada Tuhan selain Engkau
Maha suci Engkau,
Sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang zalim
( Al-Qur’an, surah Al-Anbiyaa’ 87)
Ku yakin, Engkau hadir malam ini, sebagaimana Engkau hadir pada setiap malam yang telah Engkau ciptakan. BagiMu, apalah artinya gelap malam ruangan tempatku bersujud dibandingkan gelapnya perut ikan yang berada di lautan yang dalam di tengah malam yang gelap saat utusanMu Yunus mengiba belas kasihMu? Ketika kekasihMu Yunus mengharap ampunan dan cintaMu dengan Laa ilaaha illa anta subhaanka inni kuntu minaz zaalimeen, dan Engkau mengabulkannya, mengapa Engkau tidak hadirkan hal yang sama padaku ketika aku berucap yang sama dalam rukuk dan sujudku. Walau kusadar bahwa diriku jarang mengingatMu dan banyak bermaksiat kepadaMu, bukankah aku jua hambaMu, yang hadir di dunia ini atas seizinMu, yang saat ini duduk bersimpuh juga atas sepentahuanMu.
Maka kalau sekiranya dia
tidak termasuk orang-orang yang banyak mengingat Allah,
niscaya ia akan tetap tinggal di perut ikan itu sampai hari berbangkit.
( Al-Qur’an, surah Ash-Shaaffaat ’143-144)
Tanpa terasa, tetes-tetes air mata menjadi hujan deras yang tiada terbendung. Sungai kecil di lekuk wajahku yang tidak halus, kini mulai melebar, membentuk anak-anak sungai, yang mengalirkan terus air mata sebelum tumpah ruah jatuh di tempat aku menumpu. Betapa malu aku aku padaMu, karena mengharap cintaMu menetap di diriku sementara aku sendiri dalam banyak waktu tidak mencintaiMu.
Satu tahun barusan saja berlalu, namun sangat jarang aku bersamaiMu di sepertiga malam saat malaikat-malaikatMu turun mencari hamba-hambaMu yang tunduk, rukuk dan sujud karena mencintaiMu. Satu tahun telah berlalu, namun tidak banyak siang hariku dimana aku menahan lapar dan dahaga semata-mata agar aku bisa lebih mensyukuri rezeki yang Engkau alirkan kepadaku yang jumlahnya tiada kuasa aku menghitungnya. Satu tahun telah berlalu, namun sering aku tidak rindu padaMu dan tidak tergesa-gesa ke rumahMu ketika panggilan azan mencapai dua daun telinga ciptaanMu.
Satu tahun telah berlalu, dua kaki sempurna yang telah Engkau ciptakan kepadaKu, sedikit sekali dia melangkah munuju majelis dimana hamba-hambaMu duduk melinggar dalam liqoat panjang mengingatMu. Satu tahun telah berlalu, dua mahluk manis dan mungil yang Engkau titipkan kepadaku, namun hari-hariku jauh lebih banyak membersamai rekan kerjaku dibandingkan membersamai mereka, kalaupun aku membersamai mereka, itupun dengan waktu dan energi sisa yang sudah terkuras oleh pekerjaanku. Satu tahun telah berlalu, betapa banyak aku menyaksikan beberapa hambaMu ditandu oleh orang-orang dan dimasukkan ke bumi ciptaaMu, namun jarang sekali hatiku bergetar mengingat hari dimana aku kembali padaMu.
Telah berapa hari engkau hidup dalam lumpur yang membunuh hatimu
sehingga getarannya tak terasa lagi..
Usia berkurang banyak tanpa jenjang
kedewasaan ruhani bertambah tinggi. Malu kepada Allah
dan hati nurani tak ada lagi.
(Kematian hati, (alm)KH Rahmat Abdullah)
Hembusan angin perlahan menerobos diantara tirai besi jendela mengusik sejenak perhatianku. Ku menoleh ke arah jendela yang pandangannya terbatas, di luar sana ada satu bintang mengantung di langit selatan. Kuberanjak ke luar, kusaksikan ternyata ada banyak bintang di ufuk timur, utara dan ada lebih banyak lagi bintang di langit tepat di atas kepalaku. Di ufuk barat, bulan sangat purnama, seolah ingin mengalahkan sang mentari yang sebentar lagi menampakkan dirinya bersebrangan di ufuk timur. Malam ini sangat indah. Dia menghiasi langit pertama ciptaanNya di hari pertama di tahun yang baru dengan perpaduan kerlipan bintang-bintang dan purnamanya sang rembulan. Aku ingin sekali malam ini tidak pergi berlalu sebagaimana aku ingin cinta-Mu yang sempat singgah dan mendamaikan hatiKu sejenak di malam ini, tidak akan pergi lagi selamanya. Ya, Allah, aku rindu padaMu dan aku ingin cintaMu.
Wallahu’alam bishowab.

Ikhwan Genit

Di edisi lalu temen saya membuat tulisan yang cukup menohok “ Akhowat Genit”. Sebenarnya dari dulu saya ingin membalas tulisan beliau dengan judul “Ikhwan Genit”, tapi karena banyak sekali pertimbangan (klo dikroscek lagi, apa pertimbangan saya waktu itu, saya lupa!) akhirnya saya tidak jadi menulis tentang itu. Kalau ada buku “Jangan Jadi Akhwat Nyebelin”, harusnya juga ada buku yang membahas “Jangan Jadi Ikhwan Nyebelin”. Setelah baca tulisan beliau, saya jadi pengen mengubah diri saya. Yagh, point penting, selalu pastikan diri menuju lebih baik dimana dan kapan pun berada. Hehhe.. biar ga berjodoh ama ikhwan genit :D Disini pun saya akan menulis tentang “ Ikhwan Genit” dengan harapan ada yang pengen memperbaiki diri juga.

Mencermati, mendengar, dan melihat kondisi akhir-akhir ini, akhirnya saya berani menulis tulisan ini, Tidak lain untuk menasehati diri sendiri. Bila sudah nulis masak segh mau dilanggar, bila sudah menyeru ke orang lain masak segh diri sendiri tidak melakukannya, gengsi dunk ama Allah, nti di cap Allah sebagai orang yang “ Kaburo Maktan “ (Qs As-Saff 2-3) bisa gaswat total. Di cap genit oleh manusia segh ga begitu masalah, tapi bila di cap “genit “ oleh Alloh sudah menjadi masalah yang teramat besar. [Ingat konteksnya “genit” pada lain jenis yang bukan mahramnya].

“ Ikhwan “ begitu kata bahasa arab yang artinya “ saudara laki-laki”, tetapi ternyata ada perkembangan makna, istilah bahasa indonesianya “ sinekdoke totem pro parte” ikhwan ialah seorang laki-laki yang sholeh, yang selalu ke masjid, seorang aktivis dakwah, mungkin ditambah lagi, jenggoters n congklangers ahh.. begitulah ikhwan. Mencoba menyoroti, duluw saya n teman saya (link mae) membuat kriteria ikhwan black list di bumi mipa, menyoroti ikhwan-ikhwan yang agak nyleneh di mipa [heheh, ada ada aja ya]. Ya karena sifat n karakter mereka ga ikhwan bangetzzz jadi ya dimasukin dalam daftar ikhwan black list. Jujur, saya yang sekarang orangnya open mind, open source (emange linuxers :D ), n ga se saklek duluw (walau duluw juga ga begitu saklek) mencoba membuat kriteria ikhwan genit ( ditunggu bagi akhwat yang saklek, mungkin bisa menambahkan kriteria) :D Diantaranya sebagai berikut:

1.Ikhwan genit akan bergaya dia paham agama tapi sebenarnya biasa-biasa saja.

2.Ikhwan genit jarang ke Masjid, ke Masjidnya pas jum’atan saja. Pas Jum’atan aja masih diselingi ngantuk, rame sendiri, dan sibuk dengan HP nya.

3.Ikhwan genit, akan menyingsingkan celananya alias menjadi sosok congklangers ( biar ga isbal ) di depan para akhwat sedang klo bertemu dengan cewek biasa diturunkan lagi celananya.

4.Ikhwan genit suka chating dengan akhwat, diskusi dengan hal-hal yang ga perlu, katanya segh dakwah di dunia maya, tetapi yang diobrolkan jauh dari nilai esensi dakwah.

5.Ikhwan genit suka nelpon-nelpon akhwat tanpa agenda yang jelas, lama banget, n mendayu-dayu, padahal sms saja bisa.

6.Ikhwan genit, memanfaatkan amanah dakwah nya untuk kepentingan dirinya, dan menseleksi akhwat, menilai akhwat layak tidak untuk dirinya, sekufu tidak dengan dirinya, dan orientasi pribadi lainnya.

7.Ikhwan genit memanfaatkan kepandaiannya dalam skill tertentu untuk menarik akhwat, misal skill memperbaiki komputer,HP, pemrograman, buat blog (site) dan buat proposal atau kerja teknis lainnya.

8.Ikhwan genit berjalan suka jelalatan, klo ada akhwat yang melintas di depannya selalu memberi penilaian, “ akhwat ini 80, akhwat itu 70 … dsb”

9.Ikhwan genit, sok perhatian ke akhwat, mempunyai belas kasihan yang terlalu berlebihan, padahal biasa-biasa saja sebenarnya bisa.

10.Ikhwan genit, suka bercanda dan cair dengan akhwat, dan ga risih dengan syuro yang berhadap-hadapan.

11.Ikhwan genit suka sekali sms tausiyah padahal sebenarnya dia lagi kangen saja sama akhwat idolanya, menurut saya etika sms tausiyah,” sent to all”, ga ada spesifikasi untuk ikhwan/akhwat tertentu, atau untuk lebih berhati-hati ikhwan sms tausiyahnya ke ikhwan dan akhwat ke akhwat.

12. Ikhwan genit yang kebetulan mendapat amanah di kaderisasi, perhatian n sok campur tangan dengan kaderisasi akhwat, padahal jelas-jelas kaderisasi ikhwan dan akhwat benar-banar sesuatu yang terpisah, dan semuanya sudah ada yang ngurusin.

13.Ikhwan genit suka menjanjikan “ nikah “ kepada seorang akhwat padahal itu masih lama banget menikahnya alias ngetek duluan, n yang terjadi akhirnya adalah back street.. wew parah!!

14.Ikhwan genit suka koleksi foto akhwat, dan suka menge-crop foto akhwat yang jadi idolanya, dan lebih gila lagi, menjadikannya background atau screen servernya di komputernya atau laptopnya.

15.Ikhwan genit suka koleksi teman-teman akhwat dengan FS, YM, FB dan sok perhatian ngasih komen di FS nya.

16.Ikhwan genit ga suka kajian, tapi seneng beli buku, padahal bukunya juga ga di baca.

17.Ikhwan genit suka jalan-jalan di Sunday morning dan melotot lihat akhwat cantik, n ga bisa Godhul bashor, ayo ikhwan tundukkan pandanganmu, biar kami bisa leluasa kalau harus berjalan di depanmu.
“Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat”. Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, … (QS.An-Nuur[24]:30-31″

18. Ikhwan genit dalam obrolan teman sesamanya yang dibicarakan selalu seputar akhwat, minim membahas ilmu dien, dan strategi dakwah.

19.Ikhwan genit sering berkunjung ke tempat akhwat, banyak sekali alasannya, entah mau pinjem buku, mau ngantar sesuatu, atau apalah tanpa ada alasan yang jelas.

20.Ikhwan genit suka tertawa terbahak-bahak ga karuan kalau lagi berkumpul sesamanya, padahal kelihatannya antheng & alim banget pas di depan akhwat & pas syuro’.
SANG REMBULAN
Hiasan taman langit mulai berdandan Akan semaraknya barisan bintang dan rembulan Yang berjabat tangan untuk hangatkan persada Aku berdiri pada jendela yang tak berkaki Memandang keindahan langit yang tak bertepi Dan ku lihat segurat senyum menatapku mesra Dengan bola mata yang indah laksana rembulan bulat yang lucu Menari laksana bidadari yang berkalung pelangi Berselendang cahaya bintang yang bertaburan Rembulan malam ini tanpak bulat dengan pipinya yang ranum Kemerahan menyapa merpati yang sedang menari di tengah malam melompat lompat di balik rimbunnya dedaunan Yang tedukan bumi mengeja bait bait rindu yang terbaca di balik awan Hingga terdengar nyanyian suara yang merdu sekali Laksana petikan harpa yang menepuk nepuk jiwa Menghanyutkan malam dengan tarian bidadari telanjang Bersanggul bintang yang sangat terang benderang Janji bintang kepada rembulan malam ini sungguh terlihat indah Saling berangkulan dengan mesra menyembul di balik awan Bagaikan pengantin yang ber ijab kabul di pelataran altar putih Hingga cakrawala terlihat terang benderang dengan senyum menawan Berpita pelangi, tampak di persada sekumpulan kembang mawar Dan melati menatap dengan senang hingga kelopaknya merekah Berkilauan bertaburan cahaya mutiara yang indah Malam ini ingin sekali aku petik bintang kejora yang bergelayut indah di hamparan langit dan ku sematkan di dada ataupun di senyummu Hingga cahaya terang menemanimu di derasnya malam Dan bercerita tentang perjalanan yang harus ditempuh Dalam meniti terang pada pulau biru yang kita impikan Untuk bersandar pulang di temani riuhnya para bidadari Yang baik hati yang selalu tersenyum pada kita

SUNGAI INDAH DI HATIMU
Mentari pagi ini menyapa dengan sayap sayap indahnya berkilau dan bercahaya terang membaluti persada yang mulai berkelopak untuk menyambut siang dan pagi ini ingin aku membuat sebatang sungai di hatimu dan di atas bantarannya aku akan duduk dan menyaksikan alirannya yang berjalan tenang hingga teresap dalm keindahan rasa yang bergemericik lembut Sebatang sungai yang aku buat di hatimu pagi ini tidak ingin hanya duduk di bantarannya dan memandang alirannya ingin ku selami dan berenang melintasi air yang bening dan bercahaya seperti kaca yang memantul di temani barisan kupu kupu yang tersenyum senang dan sekelompok burung yang bersyair kata kata cinta hingga suasana menjadi penuh dengan mutiara mutiara yang bertaburan melayang di angkasa yang biru Burung burung dan kupu kupu yang menemani aku berenang di sungai hatimu kini berteduh di dahan menyanyikan syair syair rindu yang getarkan siang tampak jauh disana para bidadari menari senang bermandikan cahaya pelangi dan berselendang awan yang putih tampak malaikat tampanpun ikut tersenyum melihat keindahan hari yang tercipta akan damainya biru di alamku Burahol.com

AKU CINTA PADAMU
Adakah yang merisaukan dirimu Pada getar yang menyibak rasa pada nada yang terurai merdu pada nyanyian yang mengurai riang pada desah yang menguntit rindu Adakah yang merisaukan dirimu Akan rasa yang aku sampaikan akan nada yang aku nyanyikan akan irama yang aku mainkan akan embun yang basahi hatimu Adakah yang merisaukan dirimu Aku hanya sampaikan rasa aku hanya nyanyikan nada aku hanya kembangkan senyum aku hanya inginkan kamu Adakah yang merisaukan dirimu Ku titip pada angin nyanyian rindu ku titip pada ombak tebarkan rasa ku titip pada angin sampaikan nada kutitip pada malikat sampaikan doa Aku hanya ingin sampaikan rasa Aku cinta padamu

CINTA JINGGA
Wajah cerah pada indah kerudung jingga merona tersipu manja pada untai kata yang terenda di bilik hati rindu terus membayang pada getar meraba maya berpendar cahaya menyibak rasa akan indah cerita yang telah di bina Getar cinta mulai mengikat pada rasa yang ada menari ceria di harum kelopak hati bertaman indah di peluk kekasih menebar rindu yang tak mau pergi membasahi merah si jantung hati Cinta terus membahana dalam indah nada bergelora pada kata yang terucap pada sentuh indah yang teraba ucap pada janji ucap pada santun saling kasih akan asuh, saling asuh akan kasih memagut hati di altar cinta, keabadian kasih Hamparan keindahan jingga tercipta hamparan rindu malam pun menggoda hamparan rindu siangpun merona oh indahnya cinta jingga

SYAIR SYAIR CINTA
Tulislah syair syair indah pada sutra yang terhampar biru yang sudah aku siapkan dengan pena perak bertinta emas buatlah keindahan pada sayap sayap rindu yang kau punya hingga goresan itu semakin indah, Agar bisa ku hamparkan pada langit biru yang selalu tersenyum manja pada kabut pada panah asmara yang sudah berwujud akan kasih. Ketika aku menenun kain dengan benang rindu yang aku ambil dari hatiku agar kamu dapat memakainya dan aku mengambil kayu dari hatiku untuk membangun rumah yang indah yang asri agar kau dapat menempatinya dan ingatlah aku menebar benih dengan kelembutan cinta dan kita memetik panen dengan penuh riang dan aku berikan tarikan nafas roh suciku yang ada di sejatiku itulah yang terhampar Dalam keheningan malam aku berjalan di jalanmu dan ruhku memasuki jendela jendela hatimu dan detak jantungmu ada dalam detak jantungku nafasmu ada di depan wajahku dan dalam tidurmu mimpimu adalah mimpiku kerap aku berada dalam rindu aura yang terpantul menyinari gunung dan lembah pada syair syair cinta yang kita dendangkan bersama