assalamualaikum,wr.wb

Keluarlah darimenara gading. Rasakan penderitaan para pesakitan yang terdzalimi
hingga menghabiskan umur, uang dan kebahagiaannya. Antasari, salah
satunya ). Keburu bangkrut negeri ini kalau orang2 terbaik malah
dipenjarakan orang2 jahat.

Laman

Kamis, 05 Agustus 2010

Buat para Duat ha,ha

Kekasih sejati vs Kekasih standard

Kekasih standard selalu ingat senyum diwajahmu
Kekasih sejati juga mengingat wajahmu waktu sedih

Kekasih standard akan membawamu makan makanan yang enak-enak
Kekasih sejati akan mempersiapkan makanan yang kamu suka

Kekasih standard setiap detik selalu menunggu telpon dari kamu
Kekasih sejati setiap detik selalu teringat ingin menelponmu

Kekasih standard selalu mendoakan mu kebahagiaan
Kekasih sejati selalu berusaha memberimu kebahagiaan

Kekasih standard mengharapkan kamu berubah demi dia
Kekasih sejati mengharapkan dia bisa berubah untuk kamu

Kekasih standard paling sebal kamu menelpon waktu dia tidur
Kekasih sejati akan menanyakan kenapa sekarang kamu baru telpon?

Kekasih standard akan mencarimu untuk membahas kesulitanmu
Kekasih sejati akan mencarimu untuk memecahkan kesulitanmu

Kekasih standard selalu bertanya mengapa kamu selalu membuatnya sedih?
Kekasih sejati akan selalu mananyakan diri sendiri mengapa membuat kamu sedih?

Kekasih standard selalu memikirkan penyebab perpisahan
Kekasih sejati memecahkan penyebab perpisahan

Kekasih standard bisa melihat semua yang telah dia korbankan untukmu
Kekasih sejati bisa melihat semua yang telah kamu korbankan untuknya

Kekasih standard berpikir bahwa pertengkaran adalah akhir dari segalanya
Kekasih sejati berpikir, jika tidak pernah bertengkar tidak bisa disebut cinta sejati

Kekasih standard selalu ingin kamu disampingnya menemaninya selamanya
Kekasih sejati selalu berharap selamanya bisa disampingmu menemanimu

Kekasih standard selalu berusaha menjanjikanmu yang selama ini kau impikan
Kekasih sejati akan berhati-hati dalam berjanji karena dia tidak ingin kau kecewa

Kekasih standard akan membahas semuanya denganmu
Kekasih sejati tidak ingin kau memikirkan apa-apa,dia sudah menyiapkan semuanya untukmu

Kekasih standard akan merindukanmu ketika kau jauh
Kekasih sejati akan tetap merindukanmu bahkan ketika kau didekatnya
author: unknown

Sabtu, 17 Juli 2010

permasalahan penting


KPK masukkan kubu lawan ke tahanan, dong ..
Priyo Budi Santoso, wakil ketua DPR RI yang juga salah satu pimpinan Timwas Century menyarankan teman2 membatalkan Hak Menyatakan Pendapat. Saya pikir kita perlu amunisi untuk menghadapi kubu SBY yang sudah mengendalikan Kapolri, Jaksa Agung dan  hakim2 Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. M. Misbakhun, salah satu inisiator Hak Angket Century  sudah ditahan di Bareskrim dengan kasus LC yang semestinya perdata ( betapa SBY sigap menandatangani surat pemeriksaan politisi asal PKS tsb. Jumat masuk, Senin keluar, Selasa ditahan. Rekor Muri. Padahal permintaan pemeriksaan pejabat2 di rekomendasi Century sudah lebih dulu diajukan. Baru Kamis ( 29/4/2010 ) Sri Mulyani dan Boediono di periksa di kantornya, bukan di Gedung KPK, setelah surat pemeriksaan diajukan Jumat ( 23/4/2020 ). Apakah langsung ditahan seperti Misbakhun esok harinya ? Terlihat standar ganda di sini, guys..
Bibit dan Chandra terancam menjadi tersangka setelah SKPP mereka dibatalkan dalam praperadilan ajuan Anggodo, melalui kuasa hukumnya. Nunun Nurbaeti, pengeluar cek travel Miranda Goeltom sulit dihadirkan untuk diperiksa, memutus aliran tersangka di atasnya. Sementara 4 penerima travel dari kalangan DPR sudah ditahan. Iken Nasution, putra Adnan Buyung ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus impor sapi di Kementerian Sosial ). BKO. DPR, pengacara putih dan KPK diintimidasi. Mengapa kubu kita yang ingin menyelamatkan KPK dan memberantas korupsi malah dimakan orang sendiri ? Kenapa KPK tidak juga mendahulukan orang2 dari kubu lawan ?  Karena kasus Century-lah, Antasari dijebak dan Bibit-Chandra dikriminalisasi. Kubu kita yang mati2-an membela dan mengeluarkan mereka. Tapi, kubu kita yang mereka periksa dan tahan lebih dulu. Apakah hanya karena berkas sudah lebih dulu lengkap ? Prosedur standar ?
Jangan kalah start, set, manuver. Timing, timing ..
Jangan sampai kita kehabisan orang baik dan pengacara putih untuk membela orang sendiri, sementara menghadapi front lawan dengan anggota konspirasi begitu banyak, kita sudah tak punya orang tangguh lagi. Bisa keok. Saya harap KPK bisa melihat gambar lebih besar dan taktis, kali ini. Mengesampingkan data yang sengaja dipasok pihak lawan untuk menangkap dan memberangus keberanian orang2 kita, dan lebih ngotot melengkapi berkas personel kubu lawan. Perang psikologis. Masukkan juga orang Demokrat atau istana ke tahanan. Berimbang atau lebih banyak. Bukan mereka yang membela kalian, kemarin, sekarang dan nanti. Kami. Begitu banyak konspirasi, intervensi dan kebohongan saat ini, kita tak bisa jalan biasa. Banyak ranjau dan penjahat menghadang. Kita mesti melompat, menukik, zigzag dan cerdik agar tak terjungkal sebelum mencapai tujuan. Manuver, kalau perlu. Timing, timing ..
Waktu dimainkan dengan baik oleh lawan. Antasari dalam 8 jam dikenai 4 status, tanpa didampingi pengacara. Itu menyalahi hukum, tapi toh lawan jalan terus. Bibit-Chandra dalam hitungan jam digaruk masuk tahanan, meski tidak cukup bukti. Toh, lawan jalan terus. Malah memutar balikkan fakta seenak udel, seolah Bibit-Chandra wajib masuk pengadilan untuk membersihkan namanya. Tak masuk diakal. Semenit pun, Antasari dan Bibit-Chandra tak layak masuk tahanan. Mereka tak punya kasus. Tak bersalah.
Baru tingkat pengadilan negeri sudah makan waktu setahun ( Gayus Lumbuun, Ahmad Ali, Ahmad Yani dan Azis Syamsudin, tolong kalian melihat dengan perspektif lebih luas. Ada waktu yang harus dikejar di sini. Jika kalian pernah disidang di ruang penuh suap dan aparat korup, idealisme di ruang kuliah musykil dilaksanakan. Keluarlah dari menara gading. Rasakan penderitaan para pesakitan yang terdzalimi hingga menghabiskan umur, uang dan kebahagiaannya. Antasari, salah satunya ). Keburu bangkrut negeri ini kalau orang2 terbaik malah dipenjarakan orang2 jahat. Kekayaan alam kita kian terkuras, koruptor makin rakus dan perdagangan bebas ( CAFTA, dst ) makin merajalela .
Hak Menyatakan Pendapat peluru Timwas Century menjalankan pekerjaan.
SBY minta Boediono dihentikan penyidikannya ( intervensi ), tapi tentang kasus Bibit-Chandra, ia berpidato ke mana2 tak bisa intervensi. Suka2 dia siapa yang dijebloskan ke penjara. Siapa yang dihukum mati. Siapa yang bisa tertawa dengannya, menikmati uang rakyat. Dengan kenyataan ini, kita perlu peluru untuk memaksa lawan diperiksa dan dihukum sesuai kejahatannya. Peluru tajam sudah dimiliki lawan. Peluru kita, Hak Menyatakan Pendapat yang bisa digunakan dalam 1 x 24 jam. Kubu lawan terjungkal, kalau coba2 mengintimidasi dan menghambat pemeriksaan. Di mana pun di dunia, bahkan seorang ibu di rumah, perlu kekuatan untuk memaksa perbuatan baik dilakukan. 30 orang anggota Timwas, tanpa kekuatan, apalah artinya. Hari ini Misbakhun dikriminalisasi, besok siapa lagi ? Bisa2 habis anggota inisiator, pansus dan Timwas Century.
Oleh karena itu, Hak Menyatakan Pendapat sebaiknya terus digulirkan. Kumpulkan tanda tangan hingga mencapai kuorum. Sehingga tiap waktu bisa digunakan, saat keadaan genting memaksa. Overlap dengan kerja Timwas. Tik tok, tik tok, ingat timing lawan menggagalkan. Jika Timwas terhenti oleh manuver lawan, kita bisa jalankan plan B. Hentikan rezim fitnah dan konspirasi busuk, secepatnya. Jangan kalah set lagi. Jangan kalah start. Setelah Sidang Paripurna MPR, mungkin nanti ada Pjs presiden atau wapres. Atau keduanya. Jusuf Kalla atau Mahfud MD. Untuk melaksanakan pilpres lagi, kalau perlu ( kita masih punya anggaran satu putaran pilpres lagi, kan ? ). Pemimpin lembaga2 penegak hukum  diganti dengan yang bersih, kompeten dan berani untuk menuntaskan mega skandal dan kasus2 yang selama ini menjadi perhatian publik. Dengan begitu bangunan Indonesia, rakyat dan kekayaannya bisa diselamatkan.
(  saya baca di PR, 29/4/2010 ; Lily Chadijah Wahid, Bambang Soesatyo dan Akbar Faisal serta 16 warga mengajukan uji materi UU no.27 tahun 2009 tentang MPR, DPR, DPD, dan DPRD pasal 184 ayat ( 4 ) ke Mahkamah Konstitusi, pada Rabu ( 28/4/2010 ). Maqdir Ismail, kuasa hukum pemohon, mengatakan, kuorum 3/4 itu telah melampaui. Bertentangan dengan UUD 1945 yang menentukan kuorum 2/3 . Pasal 184 ayat ( 4 ) berbunyi, ”Usul sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1 ) menjadi hak menyatakan pendapat DPR apabila mendapat persetujuan dari Rapat Paripurna DPR yang dihadiri paling sedikit 3/4 dengan persetujuan paling sedikit 3/4 dari jumlah anggota DPR yang hadir.” Hak konstitusional anggota DPR terampas oleh pasal tsb. Jalan tol menuju pemakzulan mesti dipersiapkan jauh2 hari. Sehingga saat dipergunakan nanti, tak mendapat sandungan/ perlawanan yang berarti. Konsentrasi dan energi kita saat itu bisa fokus menangkis serangan lawan. Per 29/4/2010 sebanyak 106 anggota dewan sudah menandatangani ).
Setelah Antasari, Bibit-Chandra, lalu Misbakhun. Sandiwaranya Kapolri Bambang.
Kapolri Bambang Hendarso menyerahkan pada penyidik tentang permohonan penangguhan penahanan atas Mukhamad Misbakhun yang diajukan 33 anggota DPR.”Biarkan otoritas ini penuh kepada penyidik, kita serahkan sepenuhnya. Ini kan proses yang sedang dilaksanakan dalam pengembangan penyidikan. Jadi, soal permohonan penangguhan kita terima, tetapi tindak lanjutnya tunggu nanti dari penyidik itu sendiri,” kata Kapolri. Katanya ( 28/4/2010 ), penyidik menahan Misbakhun atas pertimbangan subyektif ; apakah tersangka pengajuan surat utang fiktif pada Bank Century itu melarikan diri, menghilangkan barang bukti, atau mengulangi perbuatannya.
Jadi, nostalgia kasus Bibit-Chandra, ya ? Kriminalisasi. Habis dicecar DPR, Raja Erizman, sang markus yang dibiarkan Bambang bebas berkeliaran, sekeluar gedung langsung menggaruk Misbakhun ke tahanan. Kapolri Bambang setelah dicecar Komisi III DPR kemarin, sekeluar gedung langsung bersandiwara lagi. Penangguhan itu wewenang penyidik, sahutnya enteng. Waktu kasus Antasari, kita mengira Kapolri bersih, eh, ternyata dia pengatur penjebakan Antasari, dengan tim bentukan Kapolri ( menyelidiki telepon ancaman2  pada Antasari ) dan tim bayangan yang mengeksekusi Nasrudin. Habis ini mau ngomong apa lagi. Tidak ada rekayasa, tak ada rekayasa ? Menyedihkan sekali Mabes Polri dipimpin para jenderal yang fasih berbohong. Apa kata akhirat ? ( SBY bisa membuat para jenderal berbohong terus untuknya. Ditaruh di mana hatinya ? Apa kata anak istri ? Anak buah, apa kalian masih menganggapnya panutan ? Generasi saya harus bersiap menghadapi dampak ikutan akibat kebohongan massal ini. Teganya, dikau pemimpin  .. )
LC tak fiktif, dikriminalisasi. Lagu lama. Cak Bakhun marah, bos ..
Pengacara Misbakhun, Luhut Simanjuntak mengatakan, LC kliennya tidak fiktif karena terbukti dicairkan oleh Bank Century. Lagipula, sudah ada restrukturisasi kredit. Ini menunjukkan LC tidak fiktif. Kalau fiktif, ya tidak ada restrukturisasi. Pekan lalu, Misbakhun juga diperiksa penyidik Polri sebagai saksi untuk tersangka yang ditahan Polri. Misbakhun, pemilik dan pemegang saham mayoritas PT. Selalang Prima Internasional dan Dirutnya, Frenky Ongko, menjadi tersangka karena diduga memalsukan kontrak bisnis saat mengajukan LC ke Bank Century. Frenky telah ditahan Polri. Menurut penyidik, kontrak bisnis PT. Selalang dibuat setelah LC disetujui, padahal seharusnya kontrak dibuat sebelum LC disetujui. Kasus itu juga menyeret mantan Dirut Bank Century, Robert Tantular sebagai tersangka yang sudah divonis 5 tahun penjara dalam kasus perbankan lainnya.
Ratusan pendukung Misbakhun yang tergabung dalam Coalisi Anti Kriminalisasi Misbakhun ( Cak Bakhun ) menggelar poster, berorasi, melakukan istiqasah di dekat Gedung DPRD Kota Pasuruan, Jawa Timur, Senin ( 26/4/2010 ). Korlap Muallim menjelaskan, demonstrasi dilakukan untuk mendukung sepenuhnya Misbakhun melawan segala bentuk fitnah yang dituduhkan staf presiden, Andi Arief ( heran kok SBY bisa nemu dan nyimpen makhluk penjilat di dekatnya, ya. Apa sehaluan ? ). Cak Bakhun menuntut Polri profesional dan menghentikan kriminalisasi terhadap Misbakhun, serta menolak penahanannya karena selama ini Misbakhun sangat kooperatif.”Jika hal tsb terjadi maka kami akan mengerahkan massa yang lebih besar lagi, dan akan menduduki Polresta Pasuruan !”
(  wah, hati2 kalau rakyat sudah marah, bos. Dibohongi terus. Pernah berhitung kerusakannya, Kapolri ?  )
Pendapatan pajak bocor 50 %. Tak perlu hutang luar negeri kalau 70%  pajak amanah. Markus hutang luar negeri ?
Komisi Yudisial ( KY ) menyatakan, Ketua Majelis Hakim perkara Gayus Tambunan, Muhtadi Asnus diduga menerima uang Rp.50 juta ( kalau jujur 5 milyar ) dari Gayus atas putusan bebas perkara penggelapan. Uang diterima Muhtadi di rumah dinasnya, sehari menjelang pembacaan putusan bebas Gayus, kata ketua KY, Busyro Muqoddas ( 16/4/2010 ). Sebelumnya, Gayus divonis bebas oleh PN Tangerang Banten terkait kasus penggelapan uang pajak senilai Rp.370 juta. Dugaan suap muncul setelah setelah diketahui kasus aliran dana Rp.24,6 milyar ke rekening Gayus, tidak diajukan ke pengadilan karena dianggap uang milik pengusaha Andi Kosasih, yang juga menjadi tersangka dalam kasus Gayus. Seharusnya Gayus dikenai pasal pencucian uang, tindak pidana korupsi dan penggelapan. Namun, oleh jaksa hanya diajukan penggelapannya saja hingga akhirnya Gayus melenggang bebas dari kursi pesakitan ( PR, 17/4/2010 )
Melihat Misbakhun masih dikriminalisasi Mabes Polri, saya kok kurang yakin penyidikan Gayus bisa berlangsung fair dan profesional. Meski, Tim Independen Polri yang melakukan. Setelah Susno diperiksa marathon selama 3 hari kemarin, semuanya jadi senyap. Untuk kelancaran pemeriksaan, tidak diungkap ke publik, dalih mereka. Haryono Umar, wakil ketua KPK, pernah mengatakan hal serupa di “KPK Menjawab” ( radio Trijaya ), biarkan kami bekerja dengan tenang ( jangan ada kegaduhan demo dan tuntutan mahasiswa ). Setelah tak diusik, malah kubu SBY yang mengusiknya. SKPP Bibit-Chandra tiba2 kalah dipraperadilkan oleh Anggodo. Gimana, ya, nongkrongin KPK yang tidak mengganggu, tapi juga tidak diusik kubu SBY/Anggodo/koruptor ? Any idea ?
Kasus markus pajak perlu diselesaikan dengan tegas. Fuad Bawazir mengatakan, pendapatan pajak bocor hingga 50 %. Tahun 2008, hasil penarikan pajak mencapai 571,10 trilyun. Tahun 2009, menurun jadi 565,7 trilyun. Di koran, 08122484xxx menulis ; asumsi pajak yang masuk kas negara sekitar 30 %, dan sisanya sebesar 70 % yang seharusnya disetorkan ke kas negara, kata para ahli, malah masuk kantong markus pajak dan kantong wajib pajak melalui suap dan rekayasa. Dari 30 % pajak yang masuk ke kas negara ternyata bisa memenuhi 75 % kebutuhan APBN setiap tahun. Nah, bayangkan andai 100 % masuk kas negara dan digunakan sebesar-besarnya untuk kesejahteraan rakyat. NKRI kuat. Begitu banyak akses untuk sejahtera ( betapa pemurahnya Allah ), dari pajak, harta karun di laut, dsb, tanpa kita harus berhutang ke luar negeri ( artinya ada mafia hutang luar negeri ). Jika tidak demikian, seperti yang kita alami hari ini, berarti ada yang salah di negeri ini. Tidakkah anda terketuk menyelamatkan kekayaan bangsa kita ?
Paulus Tumewu dari 1,37 trilyun cuma bayar 7,9 milyar. Markus lagi.
Heii .. ada Marsilam Simandjuntak lagi di kasus pajak Paulus Tumewu, bos Ramayana, yang menunggak pajak sekitar 399 milyar ditambah denda 400 % menjadi 1.37 trilyun. Tapi dengan surat sakti Menkeu ke Jaksa Agung, ia yang sudah di P21-kan bisa melenggang bebas dengan bayar 7,9 milyar. Menjaga independensi kejaksaan ? bullshit, kata saya. Aparat penegak hukum kita pada pintar ngecap, dan diamini para pengamat/ pakar hukum macam Ahmad Ali, dsb. Giliran untuk kepentingan kelompoknya sendiri semua rambu hukum dilabraknya. Suka2 gue. Indonesia, negara hukum ? Omong kosong.
Tengok yang terjadi kemarin ( 29/4/2010  ). Baru 2 jam diperiksa secara tertutup oleh KPK, Sri Mulyani dipanggil presiden untuk rapat kabinet. Boediono juga dari kantor wakil presiden diminta istana pindah ke wisma negara di kompleks kepresidenan, ketika diperiksa KPK. Agar bisa disadap komplotan istana, sehingga Sri dan Boediono bisa disetir. Mana yang boleh disampaikan, mana yang harus ditutupi. ( Tidak tahu, lupa atau tidak ingat, sahut Boediono, Hadi Purnomo atau Marsilam ). Berbeda dengan pemeriksaan yang pernah dilakukan KPK di luar gedung KPK, para pelaku kasus Century seharusnya dilakukan di gedung KPK, setelah disisir dari penyadap, kamera, mata2  atau apapun dari kubu lawan. Anda mestinya melihat skala megaskandal  kali ini yang merupakan pola perampokan uang rakyat yang terus berulang selama ini sampai Indonesia berhutang 1.619 trilyun !
( Taufik Kiemas mengatakan, tolong mengertilah kalau Boediono diperiksa tidak di gedung KPK. Dulu Soeharto juga diperiksa di kediamannya. Seingat saya, saat itu Soeharto sudah lengser dan separuh masa pemerintahnya cukup baik ( istilah Taufik ‘berjasa’ ). Meski, separuh akhir masa berikutnya meneladankan mega korupsi ( hingga Indonesia berpredikat negara terkorup ), yang sampai hari ini kita masih berkutat memberantasnya. Menurut hitungan akhirat, Soeharto bisa2 defisit amal. Apakah Boediono sudah lengser dan berjasa ? Silakan anda menilainya. Kita tahu, setelah pejabat lengser, masyarakat umumnya baru berani mengadu/ menuntut. Kalau begitu mari kita lengserkan ( paksa non aktif ) para pejabat korup ).
Marsilam Simandjuntak di istana, Sjahril Johan di Mabes Polri. Markus double impact.
Pelaku2 yang terendus sampai saat ini ; dari istana, dirigen markusnya bisa jadi Marsilam Simandjuntak ( orang yang banyak omong tapi tidak tahu apa2, kenapa ada di istana sejak masa Soeharto sampai sekarang ? Apa kegunaannya ? Ada yang pernah menyelidiki secara spesifik, apa pekerjaan Marsilam sesungguhnya di sana ? Selain melototi Sri dan Boediono di rapat bail out Century dan menyulap pajak Paulus jadi 7,9 milyar ? ). Dari Mabes Polri, kejaksaan dan kehakiman ada Sjahril Johan. Dari kalangan pengusaha suap, ada Anggodo, Anggoro, Budi Sampoerna, . Dari kalangan pengacara hitam, ada OC.Kaligis, Bonaran Situmeang.
Saya harap pemeriksaan selanjutnya di Gedung KPK. Mereka tidak mau ? Keluarkan peluru kita. Hak Menyatakan Pendapat. Mabes Polri menolak penangguhan penahanan Misbakhun ( kriminalisasi anggota dewan untuk mengintimidasi inisiator dan Timwas Century ). Kejaksaan Agung mengajukan banding vonis mati Antasari, sekaligus memainkan kartu banding SKPP Bibit-Chandra ke Pengadilan Tinggi. Hakim2 PN Jaksel menghukum 18 penjara Antasari dan memenangkan gugatan praperadilan Anggodo melalui Bonaran Situmeang. They’re serious, guys. Tidak pakai gigi 1 lagi. Sudah 3. Kita mesti gigi 4. Tidakkah kalian melihat orkestra konspirasi ini, guys ? Ambil alih permainan. Jangan kalah set.
Periksa Sri dan Boediono di Gedung KPK. Di zona kepresidenan banyak sadap dan setir !
Saya setuju dengan beberapa anggota Komisi III DPR yang kritis mempertanyakan tempat pemeriksaan Sri dan Boediono. Semua warga negara sama kedudukannya di hadapan hukum, katanya. It’s not ordinary crime, Sir. Raksasa ! Indonesia bisa bangkrut kalau modus perampokan uang negara terus dibiarkan, ditoleransi.  Alasan sibuk ? Mereka cuma menimbun hutang, kok. Juga menaikkan tarif listrik, dsb, untuk menambal uang hasil keringat kita yang masuk ke kantong markus istana. Sibuk apanya ? Dengar kata ketua sebuah asosiasi pengusaha ; Kita buat pemerintah yang ikut kita. Mari Pangestu, cuma nongol  kalau lagi  mengumumkan operasi pasar gula pasir, beras, dsb. Yang njelimet2 kita sendiri yang mikir dan mencari jalan keluarnya. Dari serangkaian izin, hanya satu yang tidak pakai pelicin. Dan para pengusaha masih harus menghadapi demo2 buruh dan para pengusaha Cina ( CAFTA ) yang sangat disokong pemerintahnya, dengan iklim usaha sangat bagus dan korupsi sangat kecil. Bisa gulung tikar, kalau kita yang ikut pemerintah.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia 4,3  ( bisa dimengerti ) karena ketangguhan sektor riil dari orang2 survival macam ini. ( lalu SBY dan kroninya berpidato kemana-mana, pertumbuhan ekonomi 4,3. Katakan tidak, pada korupsi ! Nyatut doang. Nyatanya, coruption hazzard ada di dikelompoknya. Terbesar lagi. Jadi, jangan terkecoh dengan excuse mereka, KPK. Hukum dan dukungan rakyat ada di tanganmu. Seret saja mereka ke Gedung KPK untuk mulai mempertanggungjawabkan perbuatannya. ( di akhirat lebih kejam, lho, jadi saya sarankan pada mereka untuk memanfaatkan kesempatan ini sebaiknya, mencuci dosa2 mereka di dunia, sehingga di alam kubur tidak terlalu banyak yang mereka bawa. Terima hukuman dengan ikhlas, ya ). Andi Arief hanya sekrup kecil di mesin besar markus. Angkut juga, penjilat ini !
Ban gembos & telur busuk : intimidasi gaya rakyat. Serbu !
Kita juga jadi ngerti, kenapa SBY menolak menonaktifkan Sri dan Boediono. Bisa terjungkal dari kemarin2 SBY. Kita juga ngerti kenapa dengan suara 60,8 %  SBY masih merasa perlu menggandeng 5 partai dalam koalisi ( koalisi tidak nurut, Misbakhun disandera ). He knows, deep in his heart he’s guilty. Kemenangannya bermasalah, ada perbuatan licik ( korupsi ) yang dia tutupi agar bisa gol ke istana. Even, for the first time ( Budi Sampoerna sudah menyumbang kampanye SBY  tahun 2004 melebihi aturan KPU ). So, KPK ( didorong Timwas dan Komisi III ) periksa pelaku2 kasus Century di Gedung KPK, ya. Atau KPK keburu dibubarkan oleh markus2 istana kalau masih pakai gigi 1. Pilih mana ? Seperti simalakama, ya ? Jangan kesalip, ah !
Ayo, Pak Bibit, maju ! Susno bisa ngomong “demi bangsa negara nyawa pun saya korbankan”, anda pasti lebih cerdik dan lebih berani darinya. Tolong masyarakat yang tinggal di sekitar pelaku2 skandal Century termasuk SBY, Bambang Hendarso Danuri dan Hendarman Supandji, persulit gerak mereka dan keluarganya. Kempeskan ban, boleh. Lempar telur busuk, silakan ( upayakan tidak ketahuan ), dsb. Memangnya, hanya mereka saja yang bisa mengintimidasi. Kami juga bisa, coy !  Kita bikin mereka sangat ‘sibuk’ sampai tak sempat pidato ( omdo ), ‘tebar pesona’, mengalihkan perhatian dengan kasus2 baru ( Satgas menemukan 11 macam mafia yang akan diusut, terbayang berkas Century ada di “basemen” ke 12. Berapa lama kita harus menggali lagi ?  Keburu bukti2 hancur termakan tanah. 5 tahun saja jenazah sudah jadi tanah. Berkas BLBI sudah dihilangkan Kejaksaan Agung. Berkas Century harus kita jaga dan tuntaskan. Kita bukan keledai, kan ? Jangan lakukan kesalahan sama. Timing, timing ..
Isolasi ( dikucilkan ) dan dipermalukan untuk efek jera, kata Zulfikar Iskandar. Mari kita buat para koruptor jera. Serbu !!  ( secara gerilya, maksud saya, biar bingungnya mereka bertambah-tambah. Biar kapok menghadapi rakyat, empunya negeri ini. Rakyat kok dilawan. Yang bener aja ).
Ahmad Ali, pakar hukum dalam tempurung, ditemani textbook. Look the big picture !
Jangan selalu keputusan hakim dikaitkan dengan rekayasa, dipermasalahkan. Dinistakan. Kita perlu hukum. Ini negara hukum, prof.Dr.Ahmad Ali, pakar hukum. Hmm .. kemana saja, pak ? Ini negara kekuasaan. Jika SBY ingin Antasari dienyahkan dari KPK karena mengendus skandalnya di Bank Century, maka Antasari harus dihukum mati. Jika SBY ingin Boediono jadi wakil presiden karena sudah membantu mengamankan uang Budi Sampoerna, maka Mabes Polri diperintahkan untuk membatalkan penyidikannya pada mantan gubernur Bank Indonesia itu (  atas kasus bail out 6,7 trilyun Bank Century  ). Semua aparat penegak hukum mesti mengikuti ‘orkestra’ ini. Hakim PN Jaksel  ‘diintimidasi’ oleh ratusan polisi dan penyidik yang terus stand by dalam sidang2 Antasari Azhar agar hakim memutuskan Antasari bersalah, betapa fakta2 persidangan membuktikan Antasari tidak bersalah. PN Jaksel pula yang memenangkan gugatan praperadilan Anggodo atas SKPP kasus Bibit-Chandra. Padahal Anggodo sudah jadi tersangka di tahanan. Betapa canggihnya, Anggodo, kata Adhie Massardi, anggota GIB. Sudah mafhum, gembong narkoba pun masih bisa mengendalikan bisnisnya dari jeruji sel. Ada mafia hukum lagi ?
Jangan cuma makan textbook, prof. Anda bukan di ruang kuliah, atau di ruang hampa. Anda ada di negeri terkorup di Asia !  Yang aparat penegak hukumnya, sebagian mendewakan uang.  Anda jangan cuma mempermasalahkan setelah  P21  mesti ke pengadilan, banding lalu PK. Tidak bisa di SKPP ( di luar pengadilan ). Sejak awal Bibit-Chandra tak layak jadi tersangka. Missing link ;  Ari Muladi, lalu ocehan Anggodo, Ade Rahardja, bukti2 tiket parkir dan rekaman komunikasi yang direkayasa penyidik, sama sekali tak nyambung ke Bibit-Chandra. Anda mau dituduh memeras, gara2 ada orang ngaku2 disuruh anda meminta uang ke Anggodo ? Banyak calo dan penipu seperti ini di sekolah2, kantor2, dsb. Apa anda pernah mempermasalahkan ini ? Ini tidak benar. Batal demi hukum. Tak sedetik pun Bibit-Chandra boleh ditahan. Anda katak dalam tempurung, atau pengecut ?
Pengadilan independen ? Says who ?
Saya harap Gayus Lumbuun, Ahmad Yani dan Azis Syamsudin dari Komisi III DPR RI, juga mau berpikir lebih luas. Bigger picture. Bibit-Chandra ditahan karena mereka menyelidiki kasus Century ( minta BPK mengaudit Bank Century ), bukan penyalahgunaan wewenang, penyuapan atau pun pemerasan seperti yang berubah-ubah dituduhkan anggota  ‘orkestra’. Anggodo sampai menyebut-nyebut RI-1 dalam rekaman di Mahkamah Konstitusi ( baru jelas sekarang, SBY termasuk pentolan konspirasi ). Saya harap penyelidikan tertutup yang dilakukan Tim Independen atas Susno, tidak berakhir seperti pembacaan keputusan hakim PN Jaksel atas kasus Antasari. Tertipu, kita semua. Fakta persidangan dibacakan, ujung2-nya ‘serangan fajar’ yang diikuti. Pembacaan itu sudah kita ikuti dengan tekun, tiba2 logikanya melompat, terdakwa bersalah dan dihukum 18 tahun !  Antasari sampai tercengang. ( saya terjengkang ). Nah, lo.
Saya heran mereka berkata pengadilan mesti independen, Kejaksaan Agung tak boleh diintervensi, kepolisian tak boleh dicampuri ? Para pengunyah textbook itu apa paham, ketiga institusi itu selama ini hanya alat penguasa untuk mempertahankan kekuasaan ? SBY cs itu bisa leluasa membunuh Nasrudin tanpa hukuman dan melemparkan kesalahannya pada ketua KPK, Antasari, sampai divonis mati. Sementara kita mesti jungkir balik mengikuti textbook agar intitusi hukum independen ? Bisa kalah set, bapak2. Ular harus dilawan dengan ular ( syukur king kobra ). Bukan kelinci. Bisa ditelan bulat2. Habis kita. Bangkrut Indonesia. Ibarat catur, pikir hingga minimal langkah ke 7.
Busyro Maqoddas periksa Nugraha Setiadji, berani ?  50 juta atau 5 M juga ?
Setelah Sjahril jadi tersangka dan ditahan, dirigen orkestra dimulai lagi. Tidak dari Australia, tapi langsung dari ‘markas gerombolan si berat’. Kolaborasi Anggodo dan Sjahrir. Mendadak gugatan Anggodo atas pengeluaran SKPP Bibit-Chandra dikabulkan hakim tunggal Nugraha Setiadji di pra-peradilan PN Jaksel. ( Komisi Yudisial tolong periksa Nugraha juga rekan2-nya yang memberi vonis nyleneh pada Antasari, Wizar, dll. Busyro Maqoddas, Zainal Arifin, beranikah bapak2 menghadapi perpanjangan tangan RI-1 di PN Jaksel ?  Mungkin ada rupiah terlibat di sana seperti hakim PN Tangerang. Hakim2 kemaruk ini tak cukup hanya dicopot, harus dipidana juga biar kapok. Masak, anggota dewan yang terima cek  travel Miranda Goeltom dipenjara, sedang hakim yang seharusnya lebih bersih dari warga yang awam hukum, cuma dimutasi. Rasa keadilannya mana ?  Beri contoh, dong. Supaya hakim2 lain berpikir 1000 kali sebelum memutuskan yang nyeleneh2 juga. Supaya usaha pemberantasan korupsi tidak mandek di tengah jalan  ). Jika Bibit-Chandra sampai tersita waktunya, terseret-seret dalam permainan ( mafia ) pengadilan, siapa yang akan jaga gawang KPK menuntaskan kasus Century ? Orang2 SBY lagi ?  Saya sudah gregetan dengan orang ini. Kita diplintir terus. His game must be stop !
Lihat kasus Misbakhun yang dipermasalahkan LC-nya oleh Andi Arief, staf presiden bidang bencana ( nggak nyambung ya. Rupanya ada intel yang tergerak memanfaatkan bacotnya lalu memasok data ). Dari 10 perusahaan, hanya Selalang Prima yang diungkit. Oh, tidak, tidak, tidak, kata Andi seraya menggoyang telapak tangannya. Lho ? Tidak ada yang minta dia menerima hasil pansus Century, kok. Opsi C sudah diterima mayoritas anggota dewan, yang artinya mayoritas rakyat Indonesia. Kenapa dia ge-er seperti dimintai persetujuan ?  Nggak ada yang nganggap dia, kok . Metro TV juga nampangin wajahnya cuma jadi bahan tertawaan. Kok, orang ini kurang kerjaan ? Banyak bencana bertebaran di negeri ini, dia masih sempat-sempatnya tebang pilih cari nama Misbakhun dari laporan BPK yang setebal bantal bertumpuk-tumpuk. Lalu tebal muka mempertanyakan hasil pansus Century yang sudah dipelototi anggota pansus dan masyarakat selama 2 bulan. Merasa jadi pahlawan ( kesiangan ).
Andi Arief & pengecam demo, bukan rakyat Indonesia. Jangan ge-er.
O, kasihan masyarakat terkelabui oleh pansus, kata Andi. Apa dia kesambet petir lalu mendadak pintar ? Tunggu dulu. Pengalaman saya berurusan makhluk2 cekak ( manipulator/ penjilat ) macam Andi, adalah mereka memakai kaca mata kuda. Ada 100 hasil baik, dengan 1-2  waste ( kekurangan ), maka yang satu ini yang diblow-up menadirkan yang 99. Tapi anehnya hal yang sama tak berlaku untuk dirinya. Jika ia melakukan 100 perbuatan, ada 99 yang salah, maka ia menganggap dirinya benar dengan berbagai excuse. Lalu menuntut banyak dari yang satu itu ( dia sedang membusungkan dada sekarang, dan meminta imbalan besar ke biro markus di istana ). Ya, peribahasanya ; gajah di pelupuk mata tidak kelihatan, semut di seberang lautan tampak jelas. Kesalahan sendiri tak terpikir. Orang lain belum tentu salah, diungkit-ungkitnya sampai hancur.
( saya juga heran, kenapa Misbakhun yang ke Mabes Polri duluan, malah dijadikan tersangka ? Bukan diurus dulu pengaduannya ? Apa polisi tebang pilih seperti Andi ? Gini, kok, dibilang profesional dan independen ? Lalu kita disuruh Gayus, Ahmad, Aziz untuk tidak intervensi agar mereka independen. Tanpa kami pun, mereka sudah melacurkan diri diintervensi penguasa dan tidak independen, bung ! ).
Dengan pola  Andi mestinya dia juga mikir ; kalau  40 % orang tidak memilih SBY, apa bosnya Andi sah sebagai presiden ? ( meski banyak masalah soal DPT, perdebatan hasil perhitungan di KPU ). Andi mestinya konsisten. Hasil pansus Century pun sah ( opsi C ) dipilih 325 anggota dewan. Ada 212 yang tidak setuju opsi C, tapi  toh opsi C disahkan sebagai keputusan Paripurna DPR, untuk selanjutnya dibentuk Timwas menindaklanjuti rekomendasi tsb. Jadi, tidak pada tempatnya Andi mempertanyakan. No, no, no … ( who does he think he is )
( saya juga ingin  meluruskan pengecam demo yang mengeritik peserta aksi damai yang mengatasnamakan rakyat. Dia merasa tak ikutan, jadi jangan bawa2 nama rakyat. Bisa jadi ia ketiduran waktu pemilu, memilih tidur daripada nonton sidang2 pansus Century, mending ngerokok daripada beli koran dan baca reportase pembahasan Century di dalamnya, lalu suatu siang ia tak bisa ke warung rokok, gara2 kerumunan mahasiswa beraksi menuntut penuntasan kasus Century. Ia menggerutu jangan bawa nama rakyat, ngapaian ngurus Century ( benda apakah itu ? ), kenapa tidak memikirkan wong cilik seperti dirinya yang susah hidup, beras mahal ( padahal duitnya ia habiskan untuk beli rokok ). Apakah ia pantas menyebut dirinya rakyat Indonesia ? Ia lebih pantas jadi warga Israel yang nyasar ke Indonesia. Kehadirannya tak berguna di sini, hanya parasit yang jadi beban warga lainnya. Jika kami mengatasnamakan rakyat, parasit2 ini tidak masuk hitungan kami. Ia tak memantaskan diri sebagai rakyat Indonesia, kenapa kami harus menganggapnya rakyat Indonesia ? Jangan ge-er, ah. Tak ada yang minta pendapat dia. Andi Arief juga ).
To :  Akbar Faisal. Jangan tersipu dipuji, jangan ragu mengatai staf bencana. Hajar saja !
Pada topik kasus Misbakhun, Metro TV  mengadu argumentasi  Akbar Faisal dengan Andi Arief di ujung telpon ( videocall/ conference ). Saran saya pada Akbar ; jika menghadapi orang macam Andi, anda jangan terseret masuk ‘permainan’-nya. Ketika ia mengatakan, saya percaya anda tidak seperti anggota pansus yang lain, dalam hati ia sedang meremehkan anda dan memecah belah anda dengan rekan anda. Orang baik di mata orang jahat adalah mangsa empuk. Ia seolah memuji, padahal sebenarnya untuk menggiring anda melakukan hal yang manis, seperti tidak berkata kasar atau menyerang balik. Hasilnya, anda seperti rikuh mengatakan Andi staf bencana, seraya tersenyum-senyum. Sementara, ia leluasa menyerang teman2 anda, logika anda, hasil pansus dengan semena-mena.
Awal anda masuk frame teve atau ruangan, anda harus langsung menset di kepala anda, lawan bicara kita dari kubu anda atau kubu lawan ? Dark side or bright side ? Bad guy punya pola pikir berbeda dengan good guy. ( pengalaman saya, cara2 di Mario Teguh-Golden Ways hanya berlaku untuk orang normal, bukan penyiksa atau psikopat. Anda akan tergilas jika memakai cara2 biasa. Setan di orang normal masih 1-2. Setan di psikopat lebih dari 9. Ia menjadi tool sempurna bagi iblis untuk menghancurkan manusia sesuai sumpahnya pada Allah ). Anda mesti tahu reputasinya lebih dulu. Tingkat penyimpangannya. Dalam mata batin anda, Andi mestinya terbayang dengan 5-6 setan di sampingnya. Bonaran Situmeang 7. OC Kaligis 8 setan. Sehingga anda tak perlu berbelas kasihan pada mereka. Setan yang menggerakkan mereka, meniupkan ide2 yang tak manusiawi ( alias setanwi ).
Senyum dan pujian membesarkan penyiksa.
Melihat kekuatannya ( 6 setan ), anda jangan kalah start dengannya. Jika Andi nyerocos menutupi argumentasi anda, anda jangan kalah nyerocos menutupi suaranya. Apalagi saat itu anda yang ditanyai pewawancara, bukan Andi. Tak perlu bersikap manis pada Andi ( senyum meminta dukungan rakyat berikan pada orang baik, ketika anda sedang tidak berhadapan dengan orang jahat. Senyum korban  bikin pede orang jahat. Seperti perampok melihat wanita menyupir kendaraan.  Keberaniannya bertambah untuk merampas mobil itu. Jangan pula memujinya. Pujian di mata orang jahat dibaca sebagai pernyataan penghambaan korban kepadanya. Aneh kan ?
( makanya MTGW tidak jalan di sini ( kelas penjahat kakap ), tapi saya sangat mengapresiasi pengabdian Mario Teguh mendidik masyarakat. Civil society yang kuat bisa lahir dari tangan orang2 berdedikasi seperti beliau. Kebaikan akan mudah memunculkan keberanian. Hati segera terusik jika melakukan hal yang dilarang agama. Koruptor takkan punya ruang di masyarakat seperti ini.  ).
Si jahat langsung ngamuk jika si korban tidak menurutinya setelah ‘pernyataan’  itu. Itu sebabnya, calon korban disarankan langsung teriak jika diancam penjahat atau tutup telpon jika diintimidasi. Suaranya sudah menyedot dan membudakkan calon korban. Para penyiksa melatihnya suaranya sangat baik  sejak balita. Untuk survive, karena mereka tak punya ( ogah belajar )  ketrampilan lain. Ditambah 9 setan, maka hanya kematian dan campur tangan Allah yang bisa menghentikan mereka. Trust me ! Saya pernah melalui jalan ini ( menghadapi penyiksa ) sampai 7 kali. Kenapa Allah melakukan ini pada saya ? Tak lain agar saya bisa mengajari yang lain selamat melaluinya.
Banyak energi dan waktu bangsa ini terbuang meladeni orang macam Andi Arief, OC Kaligis, dst. Waktu lebih produktif kalau kita langsung menutup telpon ( tak berurusan dengan mereka, forever ). Di Afganistan, orang2 macam ini yang menjual saudaranya sendiri ke pasukan Amerika, hanya demi beberapa dolar. Bahkan, hanya remaja yang kebetulan mengantar air atau lewat di desa Taliban, mereka tega menyeret si remaja ke markas AS untuk ditukar dengan dolar itu. Si remaja kemudian disiksa, diperkosa, sampai memberi tahu pentolan Taliban yang ia tak tahu. Nurani mereka sudah mati. Ketika saatnya tiba, ( saya bermimpi diutus mempersiapkan itu ) jangan ada orang2 semacam ini lagi, yang menghambat gerak para pejuang kita. Full speed.  ( perlambatan kerja KPK pada kasus Century juga karena orang2 semacam ini. Kita tak ingin Indonesia, jadi seperti Thailand, Kirgistan, Irak atau  Afganistan karena mereka, kan ?  )
Kebaikan tak terbaca, jangan dibaiki. Dengkek ..
Orang2 semacam Andi tak mampu membaca kebaikan orang, apalagi membalas kebaikan. Referensi kebaikan tak ada di kepalanya. Masa kecil membentuknya menjadi alergi penolakan, egois, hanya memikirkan kelompok pembayarnya, manipulatif, orang lain harus kalah meski benar. Orang2 jahat langsung menggebrak ketika peluit start ditiup, sehingga korbannya tak sempat bicara menunjukkan kesalahan si jahat atau menuntut hak si baik. ( mirip kubu SBY sekarang, ya, dengan penahanan orang2 kita ).
Mestinya, anda langsung menyerang kelemahan, kekurangan dan ketidakpantasannya begitu dia mulai berbohong, bermain kata2 tak mengindahkan fakta, kebenaran. Buat ia down, tak berkutik, tertutup omongannya seperti anda lakukan pada Ruhut di ruang pansus tempo hari. Dari kedudukannya, tingkat nalarnya dan nuraninya, Andi tak selevel dengan anda. Anda jauh di atas. Orang2 ini berpikir parsial, asal dirinya selamat. Jika anda bicara etika, nilai2 itu tak membekas di benaknya, apalagi membuatnya bersikap seharusnya. Yang dipikirkan saat itu adalah menang. Bukan benar. Andi sudah terkelabui setan. Kita tak perlu terkelabui olehnya.
Ahmad Rifai, jangan kalah nyerocos  tutupi  ocehan OC. Kaligis.
Sekali lagi, juga untuk Ahmad Rifai  ( pengacara Bibit-Chandra ) dan Edi ( dosen UGM yang menulis praperadilan Bibit-Chandra di Kompas ). Begitu melihat orang yang bereputasi buruk ( dark side, sebagian orang bisa membaca orang jahat dari guratan di wajahnya ), saya sarankan anda langsung pasang kuda2 untuk menangkis, lalu serang balik. Karena orang2 ini tak terduga. Seni mereka bertahan hidup sejak balita adalah memanipulasi orang, dimulai dari orang2 di rumah. Jika itu bisa anda lakukan, audiens akan melihat anggota pansus ( dewan ) tangguh, memberi rasa aman ( dan percaya diri ) pada mahasiswa, masyarakat yang akan mengikuti jejak anda, menegakkan kebenaran. Sehingga pelemahan hasil pansus yang coba dirintis oleh Andi Arief akan gagal. Tak ada orang2 setelah dia yang mau menyia-nyiakan waktunya berbuat konyol seperti dia.
Si bandot tua ( OC.Kaligis ) jangan dipanggil profesor ( gelar ini untuk orang berilmu dan berintegritas tinggi, bukan sekedar lulus S3 tapi dengan kelakuan markus dan perangai preman pasar. Melihat omongan dan tingkat pemikirannya, bisa jadi ia penyontek ulung waktu di sekolah  ). Anda memposisikan dia di atas anda, jadinya ( sudut pandang penyiksa ). Ia tak lebih intimidator  yang nunjuk2 hidung orang yang sebenarnya ( kita tahu semua ) lebih bagus dari dia. Ia seperti Ruhut, tidak membahas substansi, tapi menyerang orang. Ketika harusnya adu argumentasi, ia cuma bisa ngomong ‘anda tak tahu masalah tapi bicara’ atau ‘anda jangan cuma di Yogya, nulis yang tidak anda tahu, datang ke Jakarta, lihat berkas dari jaksa sini. Apa sih media ? Jangan cuma menelan media’. Giliran Ahmad mematahkan Kaligis dengan tidak konsistennya berkas jaksa, si bandot yang tadinya nunjuk2 Ahmad dan audiens ( mahasiswa ) dengan berkas jaksa sebagai acuannya, mendadak ngoceh ‘hei salahkan jaksa yang tidak konsisten yang membuat ini, jangan saya dong, gimana sih, ini pengacara muda bla, bla, bla ..’ ( anak kecil banget, yang ketahuan bo’ongnya, akal bulusnya gagal , lalu ngomong ngawur, ngelantur, sikut sana sikut sini  ).
Tepuk tangan untuk orang dan argumentasi yang benar.
( dan saya sangat menyayangkan penonton yang bertepuk tangan meriah untuk si bandot. Kalian meninggikan posisinya lagi, membuat dia makin tak tahu diri. Pujian bagai bensin yang membakar kepongahan penyiksa. Lagi2, kita terpaksa membuang energi tak perlu untuk menghentikannya. Seperti lingkaran setan, ya. Audiens, bertepuklah pada orang dan argumentasi yang benar. Oke ? ). Media sebaiknya mem-blacklist orang macam Kaligis. Saya tidak melihat kontribusinya pada negara, kecuali kegaduhan melelahkan yang sering dibuatnya. Kita masih punya banyak persoalan penting yang membutuhkan argumentasi cerdas dari orang2 yang berdedikasi, amanah dan kompeten. Hadirkan mereka. Bukan gertak, sambal kecap dan intimidasi dari  preman kampungan. Kaligis mengecilkan media, you don’t let him away for this, do you ?
Banyak aparat penegak hukum yang berpikir seperti dia. Parsial  ( sehingga tidak melihat urgensinya kasus Century  dituntaskan dengan benar ). Ansyaad Mbai, KA Desk Anti Teror Menkopolhukam dalam Today’s Dialogue ( 9/3/2010 ) berkata pada Ali Mochtar Ngabalin begini,”Faktanya ada teroris di sini, orang kita sendiri yang harus diberantas. Jangan nyalahin Amerika di sono.” Pemahaman sepotong-potong. Ansyaad menutup mata telinga terhadap fakta pemerintah Amerika menyerahkan 12 juta USD pada pemerintahan SBY untuk kebijakan terorisme. Uang itu bisa dari memanen opium di Afganistan atau bisnis rezim zionis yang menggurita. Israel, berasal dari orang Yahudi yang diaspora dicangkokkan Inggris, dilanjutkan Amerika, ke tanah Palestina untuk bikin keributan di Timur Tengah. Osama bin Laden, warga Saudi Arabia, lulusan terbaik CIA yang dicangkokkan ke Afganistan untuk mengusir Uni Soviet.
Disuruh jaga Timor, disuruh lepas Timor. Emangnya, jongos ?
Saddam Husein bekas mitra Amerika untuk mengatasi Iran yang ogah dikendalikannya lagi. Operasi CIA menjungkalkan Soekarno dengan peristiwa G 30 S/PKI dan lubang buaya. Perintah Amerika pada Soeharto untuk mengambil kekuasaan di Timor Timur, lalu setelah pengaruh Blok Timur lenyap,  sekutunya, Australia diminta mengambil kembali dengan referendum. Kini dinamai Timor Leste, dengan minyak di Celah Timor jadi  jatah Australia.  Apa Ansyaad mengira terorisme terlepas dari ulah Amerika ? Padahal, dedengkot militan muslim itu alumni Afganistan, anak buah Osama. UNHCR dan IOM  diam2 menfasilitasi pengungsi2 yang lari ke Indonesia dengan senjata dan jaringan untuk melakukan teror di Indonesia. Kedutaan Australia di Jakarta ternyata pengebomannya dibiayai oleh bule Australia yang kerja di kedutaan tsb.
Apa Ansyaad senaif itu ? Atau ikut kecipratan duit dolar ? Anda bayangkan teroris hilang tumbuh berganti, dan kita menghabiskan umur menonton sandiwara yang berdarah peliharaan AS ? Pengalihan isu atau lapisan2 kasus ala Amerika untuk menutupi kebiadaban invasinya di Irak dan Afganistan. Sesuatu yang ditiru oleh SBY dan Mabes Polri atas kasus Century saat ini. Dengan pikiran pragmatis sependek ini, Ansyaad, Andi Arief, SBY, Mabes Polri, kejaksaan, pengadilan takkan menjangkau akibat dari perbuatannya. Kefasihan mereka bicara disebabkan tak  ( merasa perlu ) berpikir panjang. Semuanya terlontar saat itu. Asal menang. Asal bunyi. Giliran terjadi kerusuhan, kekacauan, kebangkrutan, mereka lepas tangan, kita juga para ulama yang harus maju memadamkan serta jungkir balik menyelesaikan. Jadi soal Andi ini, with or without him pansus dan rekomendasinya jalan terus. Go to hell about him. Anggap dia nggak ada waktu kita lewat. Matikan saja teve-nya kalau dia ngoceh lagi. Waktu kita lebih berharga untuk melakukan hal lainnya.MANTAP

Rabu, 30 Juni 2010

ikhwan genit,Akhwat juga buth perhatian

QS. Al A’raf 16 -17 :
[16]Iblis menjawab: “Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus, 
[17]kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat)

Beberapa hari yang lalu inne baca buku tentang batasan pergaulan antara ikhwan dan akhwat. Wah sampai ketawa ketiwi coz memang bener sesuai dengan apa yang ana, tmen temen aktivis alami. Kebnayakan seperti itu. Mudah-mudah bisa nyadar dan terbangun dari kekeliruannya selama ini.
Salah satunya ada yang berisi tentang seorang aktivis dakwah “ikhwan” yang suatu saat mengirimi sms kepada seorang akhwat berikut cuplikannya:
Tetap istiqomah, Ukhti. Selamat berjuang. Semoga Allah menyertai anti.
Sender : Ikhwan +62817xxx

Senyum timbul dari cakrawalanya dengan malu-malu. Serasa ada hangat menyelusup dada dan membuat jantung berdegup lebih cepat. Otaknya pun sekejap bertanya, ”Ada apa? Sungguh, bukan apa-apa. Aku hanya senang karena ada saudara yang menyemangatiku.” Si akhwat menyangkal hatinya cepat-cepat. Dan ia bergegas meninggalkan kamarnya, ada dauroh. Ia berlari sambil membawa sekeping rasa bahagia membaca SMS tadi yang sebagian besar bukan karena isinya, melainkan karena nama pengirimnya.

Ana lagi di bundaran HI, Ukhti. Doakan kami bisa memperjuangkan ini.
Sender : Ikhwan +628179823xxx

Untuk apa dia memberitahukan ini padaku. Bukankah banyak ikhwan atau akhwat lain? Nada protes bergema di benaknya. Tapi di suatu tempat, entah di mana ada derak-derak yang berhembus lalu. Derak samar bangga menjadi perempuan yang terpilih yang di-SMS-nya.
Pagi itu, handphone kesayangannya berbunyi.
Ukhti, Selamat hari lahir. Semoga hari-hari yang dijalani lebih memberi arti.
Dada membuncah hampir meledak bahagia. Dia bahkan ingat hari lahirku! Dibacanya dengan berbunga-bunga. Tapi pengirimnya

Sender : Akhwat +6281349696xxx
Senyum tergurat memudar. Tarikan napas panjang. Kecewa, bukan dari dia. Ringtone-nya berbunyi lagi.

Ukhti, Selamat hari lahir. Semoga hari-hari yang dijalani lebih memberi arti.
Sender : Ikhwan +628179823xxx

Dia! Semburat jingga pagi jadi lebih indah berlipat kali. Senyumnya mengembang lagi. Dan bunga-bunga itu mekar-lah pula.

Cerita di atas tadi selurik gerak hati seorang akhwat di negeri antah berantah yang sang :great:at dekat dengan kita. Gerak hati yang mungkin pernah bersemayam di dada kita juga. Bisa jadi kita mengangguk-angguk tertawa kecil atau berceletuk pelan, ”Seperti aku nih,” saat membacanya. Hayo ngaku! He he he

Mari kita cermati fragmen terakhir dari cerita tadi. Kalimat SMS keduanya persis sama, yang intinya mengucapkan dan mendoakan atas hari lahir (mungkin mencontek dari sumber yang sama he he he). SMS sama tapi berhasil menimbulkan rasa yang jelas berbeda. Karena memang ternyata lebih berarti bagi si akhwat adalah pengirimnya, bukan apa yang dikatakannya.

Namun sebenarnya, apakah Allah membedakan doa laki-laki dan perempuan? Mengapa menjadi lebih bahagia saat si Gagah yang mendoakan? Semoga selain mengangguk-angguk dan tertawa kecil, kita juga berani memandang dari sudut pandang orang ketiga. Dengan memandang tanpa melibatkan rasa (atau nafsu?), kita akan bisa berpikir dengan cita rasa lebih bermakna.
Konon, cerita tadi terus berlanjut.

Suatu hari yang cerah, sang akhwat mendapat kiriman dari si ikhwan itu. Sebuah kartu biru yang sangat cantik. Tapi sayang, isinya tidak secantik itu. Menghancurkan hati akhwat menjadi berkeping-keping tak berbentuk lagi. Kartu biru itu adalah kartu undangan pernikahan si ikhwan. Dengan akhwat lain, tentu saja. Berbagai Tanya ditelannya. Mengapa dia menikah dengan akhwat lain? Bukankah dia sering mengirim SMS padaku? Bukankah dia sering me-miscall ku untuk qiyamull lail? Bukankah dia ingat hari lahirku? Bukankah dia suka padaku? Mengapa? Mengapa???

Dan air mata berjatuhan di atas bantal yang diam. Teman, jangan bilang, yaa!!! dia hanya tidak tahu, ikhwan itu juga mengirimkan SMS, miscall, mengucapkan selamat hari lahir dan bersikap yang sama ke berpuluh akhwat lainnya!

Ironis. Sedih, tapi menggelikan, menggelikan tapi menyedihkan. Sekarang siapa yang bisa disalahkan? Akhwat memang seyogiyanya menyadari dari awal, SMS-SMS yang terasa indah itu bukan tanda ikatan yang punya kekuatan apa-apa. Siapa yang menjamin bahwa ikhwan itu ingin menikahinya? Bila ia berharap, maka harapanlah yang akan menyuarakan penderitaan itu lebih nyaring.

Tetapi para ikhwan juga tak bisa lari dari tanggung jawab ini. Allahualam apapun niatnya, semurni apapun itu, ingatlah, SMS melibatkan dua orang, pengirim dan penerima. Putih si pengirim, tak menjamin putihnya juga si penerima. Bisa jadi ia akan berwarna merah muda. Merah muda di suatu tempat di hati atau menjadi rona di pipi yang tak akan bisa disembunyikan di depan Allah.

Bagi perempuan, SMS-SMS dan bentuk perhatian sejenis dari laki-laki bisa menimbulkan rasa yang sama bentuknya dengan senyuman, kedipan menggoda, dan daya tarik fisik perempuan lainnya bagi laki-laki.
Menimbulkan sensasi yang sama. Ketika perempuan bertanya berbagai masalah pribadinya padamu, seringkali bukan solusi yang ingin dicari utamanya. Melainkan dirimu. Ya, sebenarnya perempuan ingin tahu pendapatmu tentang dia, apakah dirimu memperhatikannya, bagaimana caramu memandang dirinya. Dirimu, dirimu, dan dirimu, dan kami ”kaum hawa”- sayangnya, juga memiliki percaya diri yang berlebihan, atau bisa dibahasakan lain dengan mudah Ge-Er Jadi, tolong hati-hati dengan perhatianmu itu.

Paling menyedihkan saat ada seorang aktivis yang tiba-tiba berkembang gerak dakwahnya atau semangat qiyamul lailnya karena terkait satu nama. Naudzubillah tsumma naudzubillah. Ketika kita menyandingkan niat tidak karena Allah semata, maka apalah harganya! Apa harganya berpeluh-payah bukan karena Dia, tapi karena dia. Seseorang yang sama sekali bukan apa-apa, lemah seperti manusia lainnya.

Laki-laki dan wanita diciptakan berbeda bukan saling memusuhi, bukan juga saling bercampur tak bertepi, tapi semestinya saling menjaga diri. Secara fisik, emosional, atau kedua-duanya. SMS tampak aman dari pandangan orang lain, hubungan itu tak terlihat mata. Tapi wahai, syetan semakin menyukainya. Mereka berbaris di antara dua handphone itu. Maka dimanapun mereka berada, syaitan tetaplah musuh yang nyata!
Wahai akhwat, bila kau menginginkan SMS-SMS itu, tengoklah inbox-mu. Bukankah disana tersusun dengan manis SMS-SMS dari saudarimu. Saudari-saudarimu yang dengan begitu banyak aktivitas, amanah, kelelahan, dan kesedihan yang sangat memerlukan perhatianmu. Juga begitu banyak teman-temanmu yang belum mengenal Islam menunggu kau bawakan SMS-SMS cahaya untuk mereka.

Ada saatnya. Ya, ada saatnya nanti handphone kita dihiasi SMS-SMS romantis. SMS-SMS yang walaupun hurufnya berwarna hitam semua, tapi tetap bernadakan merah muda. Untuk seseorang dan dari seseorang yang sudah dihalalkan kita berbagi hidup, dan segala kata cinta di alam semesta.
Cinta yang bermuara pada penciptaNya. Cinta dalam Cinta. Bersabarlah untuk indah itu.
Ummi, abi lagi ngisi ta’lim di kampus pelangi. Di depan abi ada beribu bidadari-bidadari berjilbab rapi, tapi tak ada yang secantik bidadariku di istana Baiti Jannati. Miss u my sweety.
Abi, yang teguh ya, pangeranku, rumah ini terasa gersang tanpa teduh wajahmu. Luv yaa
Ya, hanya untuk dia kita tulis the Pinkest Short Massage Services. SMS-SMS paling merah muda
Nah itu tah yow siapa yang sering smsan ma ikhwan yang genit kayak gitu? wekZZZ… jangan-jangan ana juga terlibat. Innalillahi wainna ilaihi rojiun.. memang dunia aktivis tidak bisa dikatakn 100 % bersih dari virus merah jambu. Tapi sebenarnya tergantung kitanya bagaimana menyikapi sms merah jambu tersebut.
Jangan terlalu dibawa kehati nurani, anggap aja dia itu memang orang yang suka becanda, ntar kalau benar-benar kita anggap ia bisa – bisa kita gantung diri karena kecewa.
memang sich jatuh cinta itu nggak haram kok… cuma ya itu
cara kita menyikapi atau mengekpresikannya… jangan terlalu terburu-buru…

wong Ndeso

Istilah orang ndeso mungkin udah familiar di telinga kita. Kata ini biasa diucapkan oleh Tukul Arwana di acara Four Eyes (baca: 4 Mata). Sebenarnya kata ’Ndeso’ udah lama aku dengar, udah lama digunakan dalam bahasa sehari-hari, tapi baru menjadi trend saat ini. Kata-kata ini biasa diucapkan oleh Tukul kepada orang yang gak mengerti apa-apa, gaptek dan malu2in
Beda lho Orang Desa dengan Wong Ndeso, beda disini bukan karena dari segi bahasa, yang satu Bahasa Indonesia dan satunya lagi Bahasa Jawa. Tapi kita lihat esensinya.
Orang Desa adalah orang yang berasal dari desa atau kampung halaman. Orang desa biasanya pergi ke kota untuk mengadu nasib
Sementara Wong Ndeso adalah orang yang malu-maluin, gaptek, lemot, lelet, gak ngerti apa-apa. Wong ndeso gak peduli asal orang itu darimana, mau dari desa beneran atau dari kota sekalipun. Wong ndeso biasanya kalau kita ajak ke Mall atau tempat2 yang belum pernah ia kunjungi biasanya ndesit, alias gak tau apa2, berbuat yang malu2in, dan kelihatan banget kalau ia gak pernah kesana.

Selasa, 29 Juni 2010

MANANGIH SIPATUANG NAK HINGGO BARU MALAYOK DIHALAU URANG

Buruang pipi hinggo dipucuak talang
Sipatuang lare'diujuang dahaan
Dari putiak kini bunga lah kambang
Untuang nan basek panek manyiram
Manangih sipatuang nak hinggok baru malyok dihalau uraang...

Tanam padi nan tumbuah lalang sayang
Makonyo cangguang pipi disawaah
Kaciak hati taisak samo surang
Nan kanduang bana indak manenggang
Manangih sipatuang nak hinggo baru malayok dihalau urang...

Nasib denai sepantun buruang puyuah
Manolah mungkin jo alang tabaang
Ujan turun kamano den bataduah
Payuang ditangan diambiak urang
Manangih sipatuang nak hinggo baru maltok dihalau urang...

terjemahan

burng pipit hinggap diujung bambu
sicapung mendarat diujung dahan
dari putik bunga udah kembang
karena yang miskin capek menyiram
menangis sicapung nak hinggap hendak mendarat diusir orang

tanam padi yang tumbuh ilalang sayang
makanya sedih burung pipit disawah
sedih hati isak tangis sendiri
karena yang kandung sendiri tidak menenggang
menangis sicapung nak hinggap hendak mendarat diusir orang

nasib saya se pantun burung puyuh
manalah mungkin dengan elang terbang
hujan turun kemana saya berteduh
payung ditangan diambil orang
menangis sicapung nak hinggap hendak mendarat diusir orang

Saat'y meninggalkan musik

Siapa saja yang hidup di akhir zaman, tidak lepas dari lantunan suara musik atau nyanyian. Bahkan mungkin di antara kita –dulunya- adalah orang-orang yang sangat gandrung terhadap lantunan suara seperti itu. Bahkan mendengar lantunan tersebut juga sudah menjadi sarapan tiap harinya. Itulah yang juga terjadi pada sosok si fulan. Hidupnya dulu tidaklah bisa lepas dari gitar dan musik. Namun, sekarang hidupnya jauh berbeda. Setelah Allah mengenalkannya dengan Al haq (penerang dari Al Qur’an dan As Sunnah), dia pun perlahan-lahan menjauhi berbagai nyanyian. Alhamdulillah, dia pun mendapatkan ganti yang lebih baik yaitu dengan kalamullah (Al Qur’an) yang semakin membuat dirinya mencintai dan merindukan perjumpaan dengan Rabbnya.

Lalu, apa yang menyebabkan hatinya bisa berpaling kepada kalamullah dan meninggalkan nyanyian? Tentu saja, karena taufik Allah kemudian siraman ilmu. Dengan ilmu syar’i yang dia dapati, hatinya mulai tergerak dan mulai sadarkan diri. Dengan mengetahui dalil Al Qur’an dan Hadits yang membicarakan bahaya lantunan yang melalaikan, dia pun mulai meninggalkannya perlahan-lahan. Juga dengan bimbingan perkataan para ulama, dia semakin jelas dengan hukum keharamannya.

Alangkah baiknya jika kita melihat dalil-dalil yang dimaksudkan, beserta perkataan para ulama masa silam mengenai hukum nyanyian karena mungkin di antara kita ada yang masih gandrung dengannya. Maka, dengan ditulisnya risalah ini, semoga Allah membuka hati kita dan memberi hidayah kepada kita seperti yang didapatkan si fulan tadi. Allahumma a’in wa yassir (Ya Allah, tolonglah dan mudahkanlah).

Beberapa Ayat Al Qur’an yang Membicarakan “Nyanyian”

Pertama: Nyanyian dikatakan sebagai “lahwal hadits” (perkataan yang tidak berguna)

Allah Ta’ala berfirman,

وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَشْتَرِي لَهْوَ الْحَدِيثِ لِيُضِلَّ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ بِغَيْرِ عِلْمٍ وَيَتَّخِذَهَا هُزُوًا أُولَئِكَ لَهُمْ عَذَابٌ مُهِينٌ وَإِذَا تُتْلَى عَلَيْهِ آيَاتُنَا وَلَّى مُسْتَكْبِرًا كَأَنْ لَمْ يَسْمَعْهَا كَأَنَّ فِي أُذُنَيْهِ وَقْرًا فَبَشِّرْهُ بِعَذَابٍ أَلِيمٍ

“Dan di antara manusia (ada) orang yang mempergunakan perkataan yang tidak berguna untuk menyesatkan (manusia) dari jalan Allah tanpa pengetahuan dan menjadikan jalan Allah itu olok-olokan. Mereka itu akan memperoleh azab yang menghinakan. Dan apabila dibacakan kepadanya ayat-ayat Kami dia berpaling dengan menyombongkan diri seolah-olah dia belum mendengarnya, seakan-akan ada sumbat di kedua telinganya; maka beri kabar gembiralah padanya dengan azab yang pedih.” (QS. Luqman: 6-7)

Ibnu Jarir Ath Thabariy -rahimahullah- dalam kitab tafsirnya mengatakan bahwa para pakar tafsir berselisih pendapat apa yang dimaksud dengan لَهْوَ الْحَدِيثِ “lahwal hadits” dalam ayat tersebut. Sebagian mereka mengatakan bahwa yang dimaksudkan adalah nyanyian dan mendengarkannya. Lalu setelah itu Ibnu Jarir menyebutkan beberapa perkataan ulama salaf mengenai tafsir ayat tersebut. Di antaranya adalah dari Abu Ash Shobaa’ Al Bakri –rahimahullah-. Beliau mengatakan bahwa dia mendengar Ibnu Mas’ud ditanya mengenai tafsir ayat tersebut, lantas beliau –radhiyallahu ‘anhu- berkata,

الغِنَاءُ، وَالَّذِي لاَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ، يُرَدِّدُهَا ثَلاَث َمَرَّاتٍ.

“Yang dimaksud adalah nyanyian, demi Dzat yang tidak ada ilah (sesembahan) yang berhak diibadahi selain Dia.” Beliau menyebutkan makna tersebut sebanyak tiga kali.[1]

Penafsiran senada disampaikan oleh Mujahid, Sa’id bin Jubair, ‘Ikrimah, dan Qotadah. Dari Ibnu Abi Najih, Mujahid berkata bahwa yang dimaksud lahwu hadits adalah bedug (genderang).[2]

Asy Syaukani dalam kitab tafsirnya mengatakan, “Lahwal hadits adalah segala sesuatu yang melalaikan seseorang dari berbuat baik. Hal itu bisa berupa nyanyian, permainan, cerita-cerita bohong dan setiap kemungkaran.” Lalu, Asy Syaukani menukil perkataan Al Qurtubhi yang mengatakan bahwa tafsiran yang paling bagus untuk makna lahwal hadits adalah nyanyian. Inilah pendapat para sahabat dan tabi’in.[3]

Jika ada yang mengatakan, “Penjelasan tadi kan hanya penafsiran sahabat, bagaimana mungkin bisa jadi hujjah (dalil)?”

Maka, cukup kami katakan bahwa tafsiran sahabat terhadap suatu ayat bisa menjadi hujjah, bahkan bisa dianggap sama dengan hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam (derajat marfu’). Simaklah perkataan Ibnul Qayyim setelah menjelaskan penafsiran mengenai “lahwal hadits” di atas sebagai berikut,

“Al Hakim Abu ‘Abdillah dalam kitab tafsirnya di Al Mustadrok mengatakan bahwa seharusnya setiap orang yang haus terhadap ilmu mengetahui bahwa tafsiran sahabat –yang mereka ini menyaksikan turunnya wahyu- menurut Bukhari dan Muslim dianggap sebagai perkataan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Di tempat lainnya, beliau mengatakan bahwa menurutnya, penafsiran sahabat tentang suatu ayat sama statusnya dengan hadits marfu’ (yang sampai pada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam).” Lalu, Ibnul Qayyim mengatakan, “Walaupun itu adalah penafsiran sahabat, tetap penafsiran mereka lebih didahulukan daripada penafsiran orang-orang sesudahnya. Alasannya, mereka adalah umat yang paling mengerti tentang maksud dari ayat yang diturunkan oleh Allah karena Al Qur’an turun di masa mereka hidup”.[4]

Jadi, jelaslah bahwa pemaknaan لَهْوَ الْحَدِيثِ /lahwal hadits/ dengan nyanyian patut kita terima karena ini adalah perkataan sahabat yang statusnya bisa sama dengan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Kedua: Orang-orang yang bernyanyi disebut “saamiduun”

Allah Ta’ala berfirman,

أَفَمِنْ هَذَا الْحَدِيثِ تَعْجَبُونَ , وَتَضْحَكُونَ وَلا تَبْكُونَ , وَأَنْتُمْ سَامِدُونَ , فَاسْجُدُوا لِلَّهِ وَاعْبُدُوا

“Maka, apakah kamu merasa heran terhadap pemberitaan ini? Dan kamu mentertawakan dan tidak menangis? Sedang kamu saamiduun? Maka, bersujudlah kepada Allah dan sembahlah (Dia).” (QS. An Najm: 59-62)

Apa yang dimaksud سَامِدُونَ /saamiduun/?

Menurut salah satu pendapat, makna saamiduun adalah bernyanyi dan ini berasal dari bahasa orang Yaman. Mereka biasa menyebut “ismud lanaa” dan maksudnya adalah: “Bernyanyilah untuk kami”. Pendapat ini diriwayatkan dari ‘Ikrimah dan Ibnu ‘Abbas.[5]

‘Ikrimah mengatakan, “Mereka biasa mendengarkan Al Qur’an, namun mereka malah bernyanyi. Kemudian turunlah ayat ini (surat An Najm di atas).”[6]

Jadi, dalam dua ayat ini teranglah bahwa mendengarkan “nyanyian” adalah suatu yang dicela dalam Al Qur’an.

Perkataan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam Mengenai Nyanyian

Hadits Pertama

Bukhari membawakan dalam Bab “Siapa yang menghalalkan khomr dengan selain namanya” sebuah riwayat dari Abu ‘Amir atau Abu Malik Al Asy’ari telah menceritakan bahwa dia tidak berdusta, lalu dia menyampaikan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,

لَيَكُونَنَّ مِنْ أُمَّتِى أَقْوَامٌ يَسْتَحِلُّونَ الْحِرَ وَالْحَرِيرَ وَالْخَمْرَ وَالْمَعَازِفَ ، وَلَيَنْزِلَنَّ أَقْوَامٌ إِلَى جَنْبِ عَلَمٍ يَرُوحُ عَلَيْهِمْ بِسَارِحَةٍ لَهُمْ ، يَأْتِيهِمْ – يَعْنِى الْفَقِيرَ – لِحَاجَةٍ فَيَقُولُوا ارْجِعْ إِلَيْنَا غَدًا . فَيُبَيِّتُهُمُ اللَّهُ وَيَضَعُ الْعَلَمَ ، وَيَمْسَخُ آخَرِينَ قِرَدَةً وَخَنَازِيرَ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ

“Sungguh, benar-benar akan ada di kalangan umatku sekelompok orang yang menghalalkan zina, sutera, khamr, dan alat musik. Dan beberapa kelompok orang akan singgah di lereng gunung dengan binatang ternak mereka. Seorang yang fakir mendatangi mereka untuk suatu keperluan, lalu mereka berkata, ‘Kembalilah kepada kami esok hari.’ Kemudian Allah mendatangkan siksaan kepada mereka dan menimpakan gunung kepada mereka serta Allah mengubah sebagian mereka menjadi kera dan babi hingga hari kiamat.”[7] Jika dikatakan menghalalkan musik, berarti musik itu haram.

Hadits di atas dinilai shahih oleh banyak ulama, di antaranya adalah: Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dalam Al Istiqomah (1/294) dan Ibnul Qayyim dalam Ighatsatul Lahfan (1/259). Penilaian senada disampaikan An Nawawi, Ibnu Rajab Al Hambali, Ibnu Hajar dan Asy Syaukani –rahimahumullah-.

Memang, ada sebagian ulama semacam Ibnu Hazm dan orang-orang yang mengikuti pendapat beliau sesudahnya seperti Al Ghozali yang menyatakan bahwa hadits di atas memiliki cacat sehingga mereka pun menghalalkan musik. Alasannya, mereka mengatakan bahwa sanad hadits ini munqothi’ (terputus) karena Al Bukhari tidak memaushulkan sanadnya (menyambungkan sanadnya). Untuk menyanggah hal ini, kami akan kemukakan 5 sanggahan sebagaimana yang dikatakan oleh Ibnul Qayyim rahimahullah:

Pertama, Al Bukhari betul bertemu dengan Hisyam bin ‘Ammar dan beliau betul mendengar langsung darinya. Jadi, jika Al Bukhari mengatakan bahwa Hisyam berkata, itu sama saja dengan perkataan Al Bukhari langsung dari Hisyam.

Kedua, jika Al Bukhari belum pernah mendengar hadits itu dari Hisyam, tentu Al Bukhari tidak akan mengatakan dengan lafazh jazm (tegas). Jika beliau mengatakan dengan lafazh jazm, sudah pasti beliau mendengarnya langsung dari Hisyam. Inilah yang paling mungkin, karena sangat banyak orang yang meriwayatkan (hadits) dari Hisyam. Hisyam adalah guru yang sudah sangat masyhur. Adapun Al Bukhari adalah hamba yang sangat tidak mungkin melakukan tadlis (kecurangan dalam periwayatan).

Ketiga, Al Bukhari memasukkan hadits ini dalam kitabnya yang disebut dengan kitab shahih, yang tentu saja hal ini bisa dijadikan hujjah (dalil). Seandainya hadits tersebut tidaklah shahih menurut Al Bukhari, lalu mengapa beliau memasukkan hadits tersebut dalam kitab shahih?

Keempat, Al Bukhari membawakan hadits ini secara mu’allaq (di bagian awal sanad ada yang terputus). Namun, di sini beliau menggunakan lafazh jazm (pasti, seperti dengan kata qoola yang artinya dia berkata) dan bukan tamridh (seperti dengan kata yurwa atau yudzkaru, yang artinya telah diriwayatkan atau telah disebutkan). Jadi, jika Al Bukhari mengatakan, “Qoola: qoola Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam [dia mengatakan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ...]”, maka itu sama saja beliau mengatakan hadits tersebut disandarkan pada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Kelima, seandainya berbagai alasan di atas kita buang, hadits ini tetaplah shahih dan bersambung karena dilihat dari jalur lainnya, sebagaimana akan dilihat pada hadits berikutnya.[8]

Hadits Kedua

Dari Abu Malik Al Asy’ari, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لَيَشْرَبَنَّ نَاسٌ مِنْ أُمَّتِى الْخَمْرَ يُسَمُّونَهَا بِغَيْرِ اسْمِهَا يُعْزَفُ عَلَى رُءُوسِهِمْ بِالْمَعَازِفِ وَالْمُغَنِّيَاتِ يَخْسِفُ اللَّهُ بِهِمُ الأَرْضَ وَيَجْعَلُ مِنْهُمُ الْقِرَدَةَ وَالْخَنَازِيرَ

“Sungguh, akan ada orang-orang dari umatku yang meminum khamr, mereka menamakannya dengan selain namanya. Mereka dihibur dengan musik dan alunan suara biduanita. Allah akan membenamkan mereka ke dalam bumi dan Dia akan mengubah bentuk mereka menjadi kera dan babi.”[9]

Hadits Ketiga

Dari Nafi’ –bekas budak Ibnu ‘Umar-, beliau berkata,

عُمَرَ سَمِعَ ابْنُ عُمَرَ صَوْتَ زَمَّارَةِ رَاعٍ فَوَضَعَ إِصْبَعَيْهِ فِى أُذُنَيْهِ وَعَدَلَ رَاحِلَتَهُ عَنِ الطَّرِيقِ وَهُوَ يَقُولُ يَا نَافِعُ أَتَسْمَعُ فَأَقُولُ نَعَمْ. قَالَ فَيَمْضِى حَتَّى قُلْتُ لاَ. قَالَ فَوَضَعَ يَدَيْهِ وَأَعَادَ الرَّاحِلَةَ إِلَى الطَّرِيقِ وَقَالَ رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- وَسَمِعَ صَوْتَ زَمَّارَةِ رَاعٍ فَصَنَعَ مِثْلَ هَذَا

Ibnu ‘Umar pernah mendengar suara seruling dari seorang pengembala, lalu beliau menyumbat kedua telinganya dengan kedua jarinya. Kemudian beliau pindah ke jalan yang lain. Lalu Ibnu ‘Umar berkata, “Wahai Nafi’, apakah kamu masih mendengar suara tadi?” Aku (Nafi’) berkata, “Iya, aku masih mendengarnya.”

Kemudian, Ibnu ‘Umar terus berjalan. Lalu, aku berkata, “Aku tidak mendengarnya lagi.”

Barulah setelah itu Ibnu ‘Umar melepaskan tangannya dari telinganya dan kembali ke jalan itu lalu berkata, “Beginilah aku melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika mendengar suara seruling dari seorang pengembala. Beliau melakukannya seperti tadi.”[10]

Keterangan Hadits

Dari dua hadits pertama, dijelaskan mengenai keadaan umat Islam nanti yang akan menghalalkan musik,berarti sebenarnya musik itu haram kemudian ada yang menganggap halal. Begitu pula pada hadits ketiga yang menceritakan kisah Ibnu ‘Umar bersama Nafi’. Ibnu ‘Umar mencontohkan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melakukan hal yang sama dengannya yaitu menjauhkan manusia dari mendengar musik. Hal ini menunjukkan bahwa musik itu jelas-jelas terlarang.

Jika ada yang mengatakan bahwa sebenarnya yang dilakukan Ibnu ‘Umar tadi hanya menunjukkan bahwa itu adalah cara terbaik dalam mengalihkan manusia dari mendengar suara nyanyian atau alat musik, namun tidak sampai menunjukkan keharamannya, jawabannya adalah sebagaimana yang dikatakan Ahmad bin Abdul Halim Al Haroni (julukan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah) rahimahullah berikut ini,

اللَّهُمَّ إلَّا أَنْ يَكُونَ فِي سَمَاعِهِ ضَرَرٌ دِينِيٌّ لَا يَنْدَفِعُ إلَّا بِالسَّدِّ

“Demi Allah, bahkan mendengarkan nyanyian (atau alat musik) adalah bahaya yang mengerikan pada agama seseorang, tidak ada cara lain selain dengan menutup jalan agar tidak mendengarnya.”[11]

Kalam Para Ulama Salaf Mengenai Nyanyian (Musik)

Ibnu Mas’ud mengatakan, “Nyanyian menumbuhkan kemunafikan dalam hati sebagaimana air menumbuhkan sayuran.”

Al Qasim bin Muhammad pernah ditanya tentang nyanyian, lalu beliau menjawab, “Aku melarang nyanyian padamu dan aku membenci jika engkau mendengarnya.” Lalu orang yang bertanya tadi mengatakan, “Apakah nyanyian itu haram?” Al Qasim pun mengatakan,”Wahai anak saudaraku, jika Allah telah memisahkan yang benar dan yang keliru, lantas pada posisi mana Allah meletakkan ‘nyanyian’?”

‘Umar bin ‘Abdul Aziz pernah menulis surat kepada guru yang mengajarkan anaknya, isinya adalah, ”Hendaklah yang pertama kali diyakini oleh anak-anakku dari budi pekertimu adalah kebencianmu pada nyanyian. Karena nyanyian itu berasal dari setan dan ujung akhirnya adalah murka Allah. Aku mengetahui dari para ulama yang terpercaya bahwa mendengarkan nyanyian dan alat musik serta gandrung padanya hanya akan menumbuhkan kemunafikan dalam hati sebagaimana air menumbuhkan rerumputan. Demi Allah, menjaga diri dengan meninggalkan nyanyian sebenarnya lebih mudah bagi orang yang memiliki kecerdasan daripada bercokolnya kemunafikan dalam hati.”

Fudhail bin Iyadh mengatakan, “Nyanyian adalah mantera-mantera zina.”

Adh Dhohak mengatakan, “Nyanyian itu akan merusak hati dan akan mendatangkan kemurkaan Allah.”

Yazid bin Al Walid mengatakan, “Wahai anakku, hati-hatilah kalian dari mendengar nyanyian karena nyanyian itu hanya akan mengobarkan hawa nafsu, menurunkan harga diri, bahkan nyanyian itu bisa menggantikan minuman keras yang bisa membuatmu mabuk kepayang. … Ketahuilah, nyanyian itu adalah pendorong seseorang untuk berbuat zina.”[12]

Empat Ulama Madzhab Mencela Nyanyian
Imam Abu Hanifah. Beliau membenci nyanyian dan menganggap mendengarnya sebagai suatu perbuatan dosa.[13]
Imam Malik bin Anas. Beliau berkata, “Barangsiapa membeli budak lalu ternyata budak tersebut adalah seorang biduanita (penyanyi), maka hendaklah dia kembalikan budak tadi karena terdapat ‘aib.”[14]
Imam Asy Syafi’i. Beliau berkata, “Nyanyian adalah suatu hal yang sia-sia yang tidak kusukai karena nyanyian itu adalah seperti kebatilan. Siapa saja yang sudah kecanduan mendengarkan nyanyian, maka persaksiannya tertolak.”[15]
Imam Ahmad bin Hambal. Beliau berkata, “Nyanyian itu menumbuhkan kemunafikan dalam hati dan aku pun tidak menyukainya.”[16]

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah mengatakan, “Tidak ada satu pun dari empat ulama madzhab yang berselisih pendapat mengenai haramnya alat musik.”[17]

Bila Engkau Sudah Tersibukkan dengan Nyanyian dan Nasyid

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah memberikan pelajaran yang sangat berharga. Beliau mengatakan,

“Seorang hamba jika sebagian waktunya telah tersibukkan dengan amalan yang tidak disyari’atkan, dia pasti akan kurang bersemangat dalam melakukan hal-hal yang disyari’atkan dan bermanfaat. Hal ini jauh berbeda dengan orang yang mencurahkan usahanya untuk melakukan hal yang disyari’atkan. Pasti orang ini akan semakin cinta dan semakin mendapatkan manfaat dengan melakukan amalan tersebut, agama dan islamnya pun akan semakin sempurna.”

Lalu, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah mengatakan, ”Oleh karena itu, banyak sekali orang yang terbuai dengan nyanyian (atau syair-syair) yang tujuan semula adalah untuk menata hati. Maka, pasti karena maksudnya, dia akan semakin berkurang semangatnya dalam menyimak Al Qur’an. Bahkan sampai-sampai dia pun membenci untuk mendengarnya.”[18]

Jadi, perkataan Ahmad bin Abdul Halim Al Haroni (yang dijuluki Syaikhul Islam) memang betul-betul terjadi pada orang-orang yang sudah begitu gandrung dengan nyanyian, gitar dan bahkan dengan nyanyian “Islami” (yang disebut nasyid). Tujuan mereka mungkin adalah untuk menata hati. Namun, sayang seribu sayang, jalan yang ditempuh adalah jalan yang keliru karena hati mestilah ditata dengan hal-hal yang masyru’ (disyariatkan) dan bukan dengan hal-hal yang tidak masyru’, yang membuat kita sibuk dan lalai dari kalam Robbul ‘alamin yaitu Al Qur’an.

Tentang nasyid yang dikenal di kalangan sufiyah dan bait-bait sya’ir, Syaikhul Islam mengatakan,

“Oleh karena itu, kita dapati pada orang-orang yang kesehariannya dan santapannya tidak bisa lepas dari nyanyian, mereka pasti tidak akan begitu merindukan lantunan suara Al Qur’an. Mereka pun tidak begitu senang ketika mendengarnya. Mereka tidak akan merasakan kenikmatan tatkala mendengar Al Qur’an dibanding dengan mendengar bait-bait sya’ir (nasyid). Bahkan ketika mereka mendengar Al Qur’an, hatinya pun menjadi lalai, begitu pula dengan lisannya akan sering keliru.”[19]

Adapun melatunkan bait-bait syair (alias nasyid) asalnya dibolehkan, namun tidak berlaku secara mutlak. Melatunkan bait syair (nasyid) yang dibolehkan apabila memenuhi beberapa syarat berikut:
Bukan lantunan yang mendayu-dayu sebagaimana yang diperagakan oleh para wanita.
Nasyid tersebut tidak sampai melalaikan dari mendengar Al Qur’an.
Nasyid tersebut terlepas dari nada-nada yang dapat membuat orang yang mendengarnya menari dan berdansa.
Tidak diiringi alat musik.
Maksud mendengarkannya bukan mendengarkan nyanyian dan nadanya, namun tujuannya adalah untuk mendengar nasyid (bait syair).
Diperbolehkan bagi wanita untuk memukul rebana pada acara-acara yang penuh kegembiraan dan masyru’ (disyariatkan) saja.[20]
Maksud nasyid ini adalah untuk memberi dorongan semangat ketika keletihan atau ketika berjihad.
Tidak sampai melalaikan dari yang wajib atau melarang dari kewajiban.[21]

Penutup

Kami hanya ingin mengingatkan bahwa pengganti nyanyian dan musik adalah Al Qur’an. Dengan membaca, merenungi, dan mendengarkan lantunan Al-Qur’anlah hati kita akan hidup dan tertata karena inilah yang disyari’atkan.

Ingatlah bahwa Al Qur’an dan musik sama sekali tidak bisa bersatu dalam satu hati. Kita bisa memperhatikan perkataan murid Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, yaitu Ibnul Qayyim rahimahullah. Beliau mengatakan, “Sungguh nyanyian dapat memalingkan hati seseorang dari memahami, merenungkan dan mengamalkan isi Al Qur’an. Ingatlah, Al Qur’an dan nyanyian selamanya tidaklah mungkin bersatu dalam satu hati karena keduanya itu saling bertolak belakang. Al Quran melarang kita untuk mengikuti hawa nafsu, Al Qur’an memerintahkan kita untuk menjaga kehormatan diri dan menjauhi berbagai bentuk syahwat yang menggoda jiwa. Al Qur’an memerintahkan untuk menjauhi sebab-sebab seseorang melenceng dari kebenaran dan melarang mengikuti langkah-langkah setan. Sedangkan nyanyian memerintahkan pada hal-hal yang kontra (berlawanan) dengan hal-hal tadi.”[22]

Dari sini, pantaskah Al Qur’an ditinggalkan hanya karena terbuai dengan nyanyian? Ingatlah, jika seseorang meninggalkan musik dan nyanyian, pasti Allah akan memberi ganti dengan yang lebih baik.

إِنَّكَ لَنْ تَدَعَ شَيْئاً لِلَّهِ عَزَّ وَجَلَّ إِلاَّ بَدَّلَكَ اللَّهُ بِهِ مَا هُوَ خَيْرٌ لَكَ مِنْهُ

“Sesungguhnya jika engkau meninggalkan sesuatu karena Allah, niscaya Allah akan memberi ganti padamu dengan sesuatu yang lebih baik.”[23]

Tatkala Allah memerintahkan pada sesuatu dan melarang dari sesuatu pasti ada maslahat dan manfaat di balik itu semua. Sibukkanlah diri dengan mengkaji ilmu dan mentadaburri Al Quran, niscaya perlahan-lahan perkara yang tidak manfaat semacam nyanyian akan ditinggalkan. Semoga Allah membuka hati dan memberi hidayah bagi setiap orang yang membaca risalah ini.

Washallallahu ‘ala nabiyyina Muhammad wa ‘ala alihi wa shohbihi ajma’in. Walhamdulillahi robbil ‘alamin.